‘Kesenjangan Imunitas’ Robek Topeng Munafik HAM AS dan Barat

2021-09-30 10:45:29  

‘Kesenjangan Imunitas’ Robek Topeng Munafik HAM AS dan Barat

Wakil Tiongkok atas nama 30 lebih negara berkembang menyampaikan pidato bersama dalam Sidang Dewan HAM PBB ke-48 pada tanggal 28 September lalu, dan mengimbau pendistribusian vaksin global secara adil. Hal ini menanggapi masalah ‘kesenjangan imunitas’ yang diperhatikan oleh masyarakat internasional, dan menegaskan bahwa vaksin harus menjadi produk umum global, dan jangan diupayakan ‘nasionalisme vaksin’. Berkenaan dengan hal ini, negara-negara maju Barat termasuk AS yang sering menyebut ‘HAM’ di bibirnya harus dengan baik-baik mawas diri.

Kini, wabah COVID-19 masih merebak di seluruh dunia, dan vaksin adalah alat yang ampuh untuk mengalahkan wabah. Namun, sejumlah kecil negara maju memonopoli sebagian besar vaksin, sementara mayoritas negara berkembang sangat kekurangan vaksin. Menurut sebuah laporan yang diumumkan Konferensi PBB untuk Promosi Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) belum lama berselang, di 46 negara yang paling tidak maju di dunia hanya terdapat 2 persen populasi yang menerima suntikan vaksin, sementara di negara-negara maju angka ini adalah 41 persen.

Padahal, sejak terjadinya wabah COVID-19, sejumlah negara Barat termasuk AS menganut ‘nasionalisme vaksin’, menganjurkan dipolitisasinya penelusuran sumber virus, membuat kata ‘diplomasi vaksin’ untuk mencoreng upaya Tiongkok dalam mendukung penanggulangan wabah global, meletakkan kepentingan politik pribadinya di atas kesehatan dan kesehatan jiwa manusia, dan ini sepenuhnya melanggar asas tujuan HAM.

‘Kesenjangan Imunitas’ Robek Topeng Munafik HAM AS dan Barat

Negara-negara tersebut lebih mengecewakan di bidang distribusi vaksin. Misalnya, AS menimbun sejumlah besar vaksin yang jumlahnya jauh melampaui kebutuhannya sendiri, sehingga jutaan vaksin menjadi kadaluwarsa dan dibuang ke tempat sampah, dan pernyataan bantuan vaksin kepada negara lain hanya omong kosong saja, bahkan membatasi ekspor bahan baku pembuatan vaksin, mengganggu vaksinasi di negara-negara miskin, dan memperparah pendistribusian vaksin yang tidak adil. Saat politikus Barat termasuk AS menjadikan vaksin sebagai alat politik, Tiongkok sedang sedapat mungkin menyediakan vaksin kepada masyarakat internasional, dan aktif mendorong kerja sama global dalam penanggulangan wabah.

Vaksin adalah sebuah batu ujian yang menunjukkan bahwa siapa yang bertanggung jawab dan menjamin HAM, dan siapa lagi yang menimpakan tanggung jawab dan menginjak-injak HAM.

陈曦