Direktur Jenderal IMF Kristalina Ivanova Georgieva-Kinova menyatakan, saat ini pemulihan ekonomi global masih menghadapi banyak kesulitan, terutama tiga tantangan berat yakni diferensiasi pertumbuhan antar ekonomi, inflasi dan hutang publik yang terus meningkat.
Georgieva mengatakan, menjrut prakiraan IMF pada Juli lalu, laju pertumbuhan ekonomi global sepanjang 2021 akan sebesar 6 persen, namun prediksi itu telah diperbaiki menjadi sedikit di bawah angka itu mengingat adanya ketiga risiko tersebut.
Dikatakannya, Tiongkok dan AS tetap berperan sebagai motor penggerak penting pertumbuhan ekonomi global. Sementara itu, sejumlah kekuatan ekonomi maju dan kekuatan ekonomi New Emerging telah menunjukkan momentum perkembangan yang terus meningkat. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi masih terus memburuk di sejumlah daerah yang persediaan vaksinnya tidak cukup dan kebijakannya tidak layak untuk menghadapi perubahan situasi. Ia memperkirakan output ekonomi kekuatan ekonomi maju akan pulih hingga level sebelum pandemi pada 2022, namun sebagian terbesar ekonomi New Emerging dan ekonomi berkembang akan membutuhkan waktu lebih panjang untuk mewujudkan pemulihan.
Untuk itu, dia mengimbau berbagai ekonomi mengambil kebijakan yang kuat, beraksi secara nasional maupun multilateral untuk mendorong vaksinasi secara massal, sementara itu mengambil kebijakan keuangan dan fiskal sesuai dengan keadaan masing-masing negara. Ke depannya berbagai ekonomi hendaknya terus memperdalam reformasi, mewujudkan transformasi ekonomi, serta mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan iklim, mendorong pembaruan teknologi dan merealisasi perkembangan inklusif.
