Sebuah kapal selam tenaga nuklir AL AS menabrak benda tak dikenal saat menyelam di Laut Tiongkok Selatan (LTS). Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian hari Jumat kemarin (8/10) menyatakan keprihatinan serius pihak Tiongkok terhadap insiden tersebut. Sebagai pihak yang terlibat dalam perkara, AS seharusnya memberikan klarifikasi detail tentang kecelakaan tersebut, termasuk menyebutkan lokasi spesifik kejadian, tujuan penyelaman, detail kecelakaan, benda yang ditabrak, ada tidaknya potensi kebocoran nuklir, dan rusak tidaknya lingkungan maritim setempat.
“Selama ini AS selalu membuat onar di LTS dengan kedok pelayaran bebas yang menjadi penyebab utama insiden kali ini. Tingkah laku AS tersebut telah menimbulkan ancaman dan risiko serius terhadap perdamaian dan kestabilan kawasan. Kali ini AS sengaja menyembunyikan insiden tersebut, bertindak tidak transparan, dan tidak bertanggung jawab. Tiongkok beserta negara-negara di sekitar kawasan LTS mau tak mau harus meragukan duduk perkara insiden dan tujuan asli AS.”
Zhao Lijian menunjukkan, AS dan Inggris baru-baru ini mengambil keputusan untuk melakukan kerja sama kapal selam tenaga nuklir dengan Australia yang tidak memiliki senjata nuklir, dan tak segan-segan menyebarluaskan kapal selama bertenaga nuklir ke kawasan Asia Pasifik. Hal itu akan menimbulkan risiko proliferasi nuklir, memicu perlombaan senjata, dan mensabotase pembangunan zona bebas nuklir di Asia Tenggara, sehingga probabilitas terjadinya insiden nuklir akan meningkat secara signifikan. AS hendaknya mengesampingkan mentalitas perang dinginnya yang kolot dan pandangan geopolitiknya yang sempit, menghentikan tindakan salahnya yang merusak perdamaian dan kestabilan kawasan ini.
