Ini Kurang Adil Jika WHO Tidak Investigasi Asal Usul Virus ke AS

2021-10-19 19:47:59  

Ini Kurang Adil Jika WHO Tidak Investigasi Asal Usul Virus ke AS

WHO baru-baru ini merekomendasikan 26 ilmuwan bergabung dalam Tim Riset Patogen Jenis Baru Internasional (SAGO) yang diberikan tugas melakukan pemonitoran dan penelusuran sumber patogen jenis baru yang mengakibatkan pandemi termasuk virus COVID-19. Wakil Rektor Institut Genom Beijing di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, Yang Yungui juga bergabung dalam tim riset itu. Ini memang hal yang baik. Tapi Ketua WHO Tederos sekali lagi membicarakan penelusuran sumber virus ke Tiongkok.

Ini Kurang Adil Jika WHO Tidak Investigasi Asal Usul Virus ke AS

Ini Kurang Adil Jika WHO Tidak Investigasi Asal Usul Virus ke AS

Jauh pada bulan Juli lalu, Tederos pernah secara terbuka mengimbau Tiongkok menerima investigasi putaran kedua. Dia menyatakan, masih pagi jika mengesampingkan teori virus corona adalah virus buatan manusia, dan mengecam Tiongkok kurang transparan, terbuka dan kooperatif serta tidak membagi data asli. Yang perlu ditunjukkan, saat Tedros mengecam Tiongkok, hasil penelitian yang dikeluarkan laboratorium Italia dan Belanda menunjukkan,  jauh pada Oktober 2019, virus corona telah menyebar di Italia, saat itu Wuhan masih belum terjadi wabah. WHO telah melakukan investigasi di Tiongkok dan mengeluarkan kesimpulan yang jelas. Sedangkan menghadapi AS yang paling banyaknya jumlah kasus terkonfirmasi dan kasus kematian, WHO diam-diam seperti tidak melihat, tapi terus mengintip Tiongkok. Keadilannya di mana?

Ini Kurang Adil Jika WHO Tidak Investigasi Asal Usul Virus ke AS

Ini Kurang Adil Jika WHO Tidak Investigasi Asal Usul Virus ke AS

Sejak wabah virus corona merebak, AS selalu menodai dan memfitnah Tiongkok, bahkan menekan WHO melakukan investigasi tahap kedua, mencoba menimpakan kesalahan kepada Tiongkok. Tapi sebenarnya AS tidak berkualifikasi mengecam Tiongkok dan paling patut diperiksa. Semakin banyak laporan menunjukkan, garis waktu wabah di AS terus dimajukan. Pada Juli 2019, di AS terjadi penyakit paru-paru putih, gejalanya hampir sama dengan COVID-19. Akademi Kesehatan Nasional AS menemukan, jauh pada Desember 2019, di lima negara bagian AS telah terdeteksi kasus-kasus terinfeksi wabah virus corona.

Ini Kurang Adil Jika WHO Tidak Investigasi Asal Usul Virus ke AS

Ini Kurang Adil Jika WHO Tidak Investigasi Asal Usul Virus ke AS

Selain itu, AS adalah kontributor terbesar dan peneliti terbesar virus corona, baik Laboratorium Detrick maupun laboratorium biologi Universitas Carolina Utara, kedua-duanya mempunyai sejarah gelap dan catatan keamanan yang buruk. Pada musim gugur 2019, Laboratorium Detrick ditutup karena peristiwa keamanan yang serius. Selain kedua laboratorium yang terkenal dengan skandalnya, AS masih mempunyai sebanyak 200 laboratorium di seluruh dunia, tapi semua laboratorium tersebut tidak mendapat pengawasan efektif dari WHO.

Ini Kurang Adil Jika WHO Tidak Investigasi Asal Usul Virus ke AS

Ini Kurang Adil Jika WHO Tidak Investigasi Asal Usul Virus ke AS

Hal yang lebih jelek ialah AS berkonfrontasi dengan sebanyak 182 negara, menolak perundingan Perjanjian Pelarangan Senjata Biologi. Pada tahun 2001, AS secara sepihak mengundurkan diri dari proses perundingan pemeriksaan senjata biologi, dan terus menentangnya sampai sekarang. AS sambil mengadakan percobaan biologi dan menentang pematuhan Perjanjian Pelarangan Senjata Biologi, sambil mengecam Tiongkok. Hal ini sangat konyol. Jika AS berpendapat bidang biologi tidak boleh diperiksa, jadi permintaannya untuk melakukan investigasi terhadap Institut Virologi Wuhan sama sekali adalah pemerasan politik. Boleh dikatakan juga, jika AS berpendapat, Institut Virologi Wuhan dapat diperiksa, jadi tidak beralasan untuk menentang pembentukan mekanisme pemeriksaan biologi multilateral, juga tidak beralasan menolak pembukaan pangkalan militernya di Detrick dan 200 laboratorium di seluruh dunia, dan seharusnya menerima pemeriksaan komunitas internasional. Sikap kontradiktif yang diambil AS tersebut justru menunjukkan, apa yang disebut Tiongkok tidak terbuka dan tidak transparan sama sekali adalah kebohongan. Di bidang penelusuran sumber virus dan pembentukan mekanisme pemeriksaan biologi, yang paling kurang terbuka dan kurang transparan justru adalah AS dirinya sendiri.

Ini Kurang Adil Jika WHO Tidak Investigasi Asal Usul Virus ke AS

Alangkah baiknya jika adanya lembaga internasional yang benar-benar berani memonitori dan membatasi kegiatan AS, dan hanya sampai saat itulah barulah akan terjadi keadilan dan kesetaraan sejati di dunia ini.

王伟光