Kacang pinus Afghanistan, es krim Turki, berlian dan perhiasan India, teh hijau Kenya, kopi Malaysia… Ekspo Impor Internasional Tiongkok (CIIE) ke-4 yang sedang diadakan di Shanghai menarik banyak perusahaan dari Asia dan Afrika. Mereka memamerkan banyak barang bagus dan unik, hal ini tidak saja membuka mata masyarakat Tiongkok, tapi juga membuat mereka memperoleh lebih banyak peluang perkembangan bagi diri sendiri.
Dalam konsep masyarakat Tiongkok, pembangunan bersama berbagai negara barulah pembangunan yang sejati, dan kemakmurn bersama barulah kesejahteraan sejati. ‘Berbagi’ adalah gen bawaan CIIE. Pada tahun ini, sekitar 90 perusahaan dari 33 negara terbelakang ikut serta dalam CIIE. Seperti biasa, pihak Tiongkok memberikan fasilitas yang praktis kepada perusahaan-perusahaan tersebut.
Misalnya, sejumlah exhibitor Afrika tidak bisa ikut serta dalam pameran akibat wabah COVID-19, tapi mereka tetap bisa memamerkan produknya dan melakukan bisnis melalui agennya di Tiongkok. Selain itu, Tiongkok juga membantu Pusat Perdagangan Internasional, organisasi yang didirikan bersama oleh PBB dan WTO, menyediakan stan khusus di area pameran makanan, produk pertanian dan barang konsumsi, untuk memamerkan produk Afrika dan Amerika Latin. CIIE membangun sebuah ‘jalur cepat’ bagi produk negara-negara terbelakang untuk memasuki pasar Tiongkok, dan menyediakan sebuah platform yang berharga kepada negara-negara ini untuk berintegrasi dengan sistem perdagangan multilateral.
