Semakin Dekat Jadwal Pemberlakuannya, Kenapa RCEP Begitu Penting?

2021-11-13 15:53:31  

Semakin Dekat Jadwal Pemberlakuannya, Kenapa RCEP Begitu Penting?

Baru-baru ini, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), yang ditandatangani kurang dari setahun yang lalu, telah mencapai ambang batas untuk diberlakukan.

Perjanjian ini mencakup tiga ekonomi global utama, yaitu Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan, dua negara aliansi Five Eyes, yaitu Australia dan Selandia Baru, serta negara-negara ASEAN yang lebih awal mendirikan zona perdagangan bebas di Asia.

Perjanjian ini akan mendorong Tiongkok dan Jepang pertama kali menjalin hubungan perdagangan bebas, sehingga mendorong peningkatan pengintegrasian Asia.

Sebelum RCEP diresmikan, di seluruh dunia sudah terdapat 300 lebih persetujuan perdagangan bebas. Dari sekian banyak persetujuan perdagangann bebas, apa keistimewaannya RCEP?

Semakin Dekat Jadwal Pemberlakuannya, Kenapa RCEP Begitu Penting?

Stabilitas: Mempererat Jaringan Global

Sebagai FTA terbesar dunia, anggota-anggota RCEP memiliki populasi paling banyak, agregat PDB terbesar, volume perdagangan terbesar, dan daya tarik PMA paling kuat.

Tentu saja, perundingan seputar RCEP juga menghadapi paling banyak kesulitan. Di antara 15 anggota negara, peringkat PDB tertinggi di dunia adalah yang ke-2, dan yang terendah adalah ke-135. Negara-negara anggota dengan tingkat perkembangan yang berbeda perlu melakukan negosiasi satu sama lain, hal ini memakan waktu selama 8 tahun.

Sesudah berlakunya RCEP, perubahan paling penting ialah 90% lebih barang yang ditransaksi antar anggota pada akhirnya akan terwujud tarif nol.Sampai tahun 2035, manfaat ekonomi regional akan bertambah sebesar 162,8 miliar dolar AS pasca berlakunya RCEP.

Penandatangan RCEP oleh 15 negara adalah kesuksesan Asia yang menciptakan peluang secara mandiri.

Sebagai peneliti RCEP, Yuan Bo, Wakil Direktur Institut Riset Asia Kementerian Perdagangan Tiongkok, pernah menyusun laporan khusus yang berjudul "Perjanjian Perdagangan Bebas: Pilihan Asia". Laporan tersebut menemukan bahwa jumlah persetujuan perdagangan bebas di Asia telah mencapai lebih dari separo dari perjanjian perdagangan bebas global.

Perundingan RCEP yang dimulai dari 2012 memiliki gen ketidakpastian sejak awal.

Pada tahun 2020, meskipun seluruh dunia terjerumus dalam pengaruh pandemi Covid-19, namun RCEP menyelesaikan penandatanganan. Lima persetujuan perdagangan bebas “10+1” ditingkatkan menjadi perjanjian perdagangan bebas pengintegerasian 15 negeri. Mengubah krisis menjadi peluang bergantung pada daya endogen. Banyak perjanjian perdagangan bebas di Asia tidak memiliki garis paralel yang saling menyilangkan, seperti lima perjanjian perdagangan bebas “10+1” di ASEAN. Jika hendak membentuk jaringan yang lebih padat, negara-negara yang telah banyak menandatangani perjanjian perdagangan bebas, seperti Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, serta ASEAN perlu menjalin dan memperkuat hubungan perdagangan bebas.

Semakin Dekat Jadwal Pemberlakuannya, Kenapa RCEP Begitu Penting?

Perubahan: Langkah Maju Tiongkok-Jepang-Korsel

RCEP merupakan dasar Persetujuan Perdagangan Bebas Tiongkok-Jepang-Korsel, sementara peranan kunci yang dimainkan RCEP sudah jauh lebih dini disadari oleh Korsel dan Jepang, dan kedua negara tersebut sudah mengambil keputusannya dengan tindakan nyata.

Tahun 2016, Korsel pada periode yang sama menghadapi dua perundingan yaitu eskalasi persetujuan perdagangan bebas dengan ASEAN serta perundingan RCEP, waktu itu Korsel memprioritaskan perundingan RCEP lebih dahulu.

Sementara itu juga bagi Jepang, Juli tahun 2020, Jepang sudah mencapai kesepahaman dengan ASEAN seputar 50 pelaksanaan bersama tindakan konkrit, dan khususnya menyarankan bahwa pendorongan penandatanganan RCEP sedini mungkin. Mendekati penandatanganan, pemerintah Jepang masih berusahamembujuk India agar India sedini mungkin kembali ke kerangka RCEP.

Semakin Dekat Jadwal Pemberlakuannya, Kenapa RCEP Begitu Penting?

Konektivitas: Konfigurasi Baru Asia

Hubungan antar negara tetangga sedang semakin erat, pengintegrasian regional pun sedang dipercepat, hal tersebut merupakan transisi yang sedang terjadi dan tidak bisa dibalikkan.

Dewasa ini, kebutuhan endogen sedang muncul di negara-negara kawasan RCEP. Belakangan ini, sumbangan ekonomi Asia terhadap pertumbuhan ekonomi dunia sudah melampaui 60%. Jika dihitung dengan teori purchasing power parity (PPP), tahun 2020, proporsi ekonomi Asia sudah menempati 47,3% dari ekonomi dunia. Daya penggerak masih tetap akan diteruskan pada masa mendatang, proporsi ekonomi Asia masih akan ditingkatkan lebih lanjut, dan kebutuhan pengintegrasian pun akan semakin besar.

Amerika Serikat (AS), selalu mencoba mendominasi Asia. Setelah krisis keuangan tahun 2008, AS bergabung ke dalam perundingan Trans-Pacific Partnership Agreement (TPP) di mana sudah mengungkapkan niatnya untuk mendominasi ekonomi Asia Pasifik. Sejumlah besar negara Asia berpangku tangan terhadap persetujuan tersebut.

Di tengah perundingan AS ingin menabungkan nilai dirinya melalui 22 anjuran yang diajukannya, tapi hal tersebut tidak sesuai dengan sesi pembangunan dan target negara-negara berkembang. Perundingan masih belum mencapai kesepakatan, AS mundur diri lebih dulu, kemudian beberapa negara di antaranya bergabung ke dalam perundingan RCEP yang dihidupkan tahun 2012.

Pendek kata, hanyalah negara-negara Asia yang dapat mendominasi pengintegrasian Asia.

Tujuan kerja sama adalah untuk mewujudkan menang bersama. Menghadapi dunia yang tidak stabil, RCEP telah memberi solusi definif.

Di hadapan perubahan ini, setiap negara, biar besar mapun kecil, setiap orang, biar kuat maupun lemah, seharusnya mendapatkan manfaat dari perjanjian tersebut.

徐琳娜