Dalam jumpa pers hari Kamis kemarin (14/11), jubir Kemenlu Tiongkok mengatakan bahwa kerja sama kapal selam antara AS, Inggris dan Australia harus menemukan solusi yang dapat diterima oleh berbagai pihak di bawah prasyarat partisipasi menyeluruh komunitas internasional.
Dikabarkan, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) kemarin mengadakan rapat, dengan usulan Tiongkok, menambahkan topik resmi yang terpisah, secara khusus membahas masalah terkait kerja sama kapal selam antar AS, Inggris dan Australia.
Menanggapi hal ini, Zhao Lijian mengatakan, Tiongkok telah berkali-kali menyatakan keprihatinan dan pertentangan keras atas kerja sama kapal selam antar ketiga negara ini. Di bawah usulan Tiongkok, IAEA akan mencantumkan kerja sama kapal selam antar ketiga negara ini ke dalam agenda resmi. Ini merupakan langkah pertama menuju arah tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan baik. Kerja sama antar ketiga negara itu bersangkutan dengan masalah politik, hukum dan teknologi. Tiongkok akan mengajukan masalah-masalah ini di IAEA dan membahas sepenuhnya dengan berbagai pihak.
Zhao Lijian menekankan, kerja sama kapal selam antar AS, Inggris dan Australia berkaitan dengan keutuhan, efektivitas dan kewibawaan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir, juga terkait tata tertib keamanan internasional dan regional bahkan keamanan dan stabilitas global, harus menemukan solusi yang dapat diterima oleh berbagai pihak di bawah prasyarat partisipasi menyeluruh komunitas internasional. Sebelum berbagai pihak mencapai kesepakatan bersama, AS, Inggris dan Australia tidak boleh mendorong kerja sama kapal selam, Sekretariat IAEA juga tidak boleh membahas apa yang disebut sebagai pengaturan penjaminan dan pemantauan kerja sama kapal selam antar tiga negara.
