Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin dalam jumpa pers hari Jumat kemarin (17/12) menyatakan, kerja sama pembuatan kapal selam tenaga nuklir dalam kerangka AUKUS antara AS, Inggris dan Australia akan menimbulkan risiko serius penyebarluasan senjata nuklir, dan hal itu telah melanggar asas tujuan yang tercantum dalam perjanjian nonproliferasi senjata nuklir (NPT).
Dilaporkan, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS pada hari Kamis lalu (16/12) mengatakan, perjanjian NPT tidak melarang Australia bekerja sama dengan AS dan Inggris untuk membuat kapal selam tenaga nuklir. Australia akan melengkapi kapal selam nuklirnya dengan senjata konvensional dan bukannya senjata nuklir, apalagi Australia sudah menegaskan tidak akan membangun fasilitas nuklir di wilayahnya. Pejabat senior tersebut menambahkan, seluruh dunia yakin bahwa bahan nuklir untuk pembuatan kapal selam nuklir tidak akan digunakan untuk program senjata nuklir. Kerja sama AS-Inggris-Australia dalam pembuatan kapal selam nuklir akan mematuhi jaminan kelas tertinggi dan menjadikannya sebagai contoh kerja sama serupa pada masa depan.
Wang Wenbin mengatakan, badan tenaga atom internasional (IAEA) tidak bisa melakukan pengawasan efektif terhadap reaktor kapal selama tenaga nuklir, dan oleh karena itu tidak bisa menjamin Australia tidak akan menggunakan bahan-bahan nuklir itu untuk pembuatan senjata nuklir.
Wang Wenbin mengatakan, masalah pengawasan kerja sama kapal selam nuklir AS-Inggris-Australia bersangkutan dengan keutuhan dan efikasi perjanjian NPT, terkait kepentingan semua anggota yang bergabung dalam NPT, dan harus dibahas oleh semua negara anggota perjanjian tersebut.
