AS sebagai negara kapitalis muda pada abad ke-19 berekspansi ke luar negeri dan memulai jalan imperiumnya. Perang Bagian Barat AS merupakan titik tolak jalan tersebut, dan AS dari sebuah negara besar regional menjadi negara besar dunia.
Dilihat sekilas, jalan imperium AS tak seperti jalan ekspansi imperium kolonial lama yang penuh dengan darah, namun adalah ekspansi ke luar negeri melalui pembelian, penggabungan atau transfer persetujuan.
Setelah Perang Bagian Barat AS, AS mewarisi peranan Spanyol sebagai “pelindung” Kuba, dan “bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat Kuba” baik di bidang politik, spiritual maupun moral.
Sedangkan “penjajahan” AS terhadap Filipina penuh dengan pengkhianatan, darah dan air mata.
Kuba sebagai batu loncatan AS menuju Amerika Latin dan mengontrol daerah Karibia. Sedangkan Filipina sebagai pos transit, AS membuka perjalanan ekspansi ke Benua Asia Timur, dan mengklaim kepada dunia bahwa AS sudah bangkit. Kemudian, AS menduduki Guam dan Samoa, dan semakin berkembang makmur dalam Perang Dunia II dan mengekspansi wilayahnya ke luar negeri.
Setelah Perang Dunia II, AS mulai menggantikan penjajahan dengan globalisasi, dengan cara yang lebih tersembunyi, meneruskan pengontrolan dan intervensinya terhadap tempat lain di dunia, dan terus membangun jalan imperiumnya sendiri dengan kebohongan yang indah, yaitu “kebebasan, demokrasi dan HAM”.