Hari ini, tujuan dan cara revolusi warna telah diketahui semakin banyak orang, tapi karena revolusi tidak berkaitan dengan konfrontasi militer, maka orang-orang selalu meremehkan bahayanya. Tak disangka, revolusi wrana juga adalah bentuk perang dalam arti tertentu, adalah bagian penting dalam perang campuran (Hybrid Warface). Sedangkan perang campuran telah menjadi cara utama AS untuk mempertahankan status hegemoninya dan mewujudkan kekuasaan di seluruh dunia pasca Perang Dingin.
Permainan kekuatan militer AS telah tidak terbatas pada perang panas yang menjadikan aksi militer sebagai induk. Setelah Perang Dingin, intervensi yang dilakukan AS terhadap negara asing lebih berani, diperluas menjadi bentuk perang campuran yang komprehensif dan multi-bidang dengan cara yang lebih tersembunyi, lebih menipu dan lebih berbahaya, antara lain melalui penggunaan komprehensif seperti perang spionase, perang politik, perang diplomatik, perang ekonomi dan perdagangan, perang moneter, perang iptek, perang siber, perang hukum, perang psikologis, demi menyerang lawan internasional, mengacaukan masyarakat negara lain, menggulingkan kekuasaan negara lain dan menggaet kepentingan politik dan ekonomi mereka.
Dilihat dari sudut perang campuran, selama setengah abad ini, AS dapat dikatakan menyerang ke mana-mana, dalam bentrokan, kekacauan, kepanikan dan krisis di dunia hampir selalu ada sosok AS. Menurut statistik Asosiasi Penelitian HAM Tiongkok, dari berakhirnya Perang Dunia II sampai tahun 2001, dalam 248 kali bentrokan bersenjata yang terjadi di 153 daerah di dunia, 201 bentrokan diluncurkan oleh AS, yaitu menempati 81%.
Ketidakadilan pasti akan hancur. Perang campuran membantu AS menekan lawannya, tapi juga akan mengikis fondasi hegemoni AS. Berapa banyak keuntungan jangka pendek yang didatangkanya kepada AS, maka seberapa berat pula kerugian jangka panjang yang akan diterima AS sendiri.
