Pemerintah AS Telan Uang Rakyat Afghanistan, Tak Tahu Malu!

2022-02-13 15:38:47  

Presiden AS menandatangani perintah pembekuan aset Bank Sentral Afghanistan di AS pada Jumat lalu(11/2), pihaknya berencana membagikan aset Afghanistan sebanyak 7 miliar dolar AS menjadi dua bagian, sebagian digunakannya untuk memberikan ganti rugi kepada para korban Perisitwa 11 September, sebagian yang lain digunakan untuk memberikan apa yang disebut “bantuan” kepada rakyat Afghanistan.

Begitu informasi ini diumumkan, segera menggentarkan masyarakat internasional. pemerintah AS secara terang-terangan menelan uang kehidupan rakyat Afghanistan. Tindakan ini adalah perampokan, mencerminkan hakikat AS sebagai hegemonist dan perampok.


Pada pertengahan Agustus tahun lalu, setelah kekuatan bersenjata Taliban Afghanistan mengontrol Kabul, ibukota Afghanistan, pemerintah AS segera membekukan aset Bank Sentral Afghanistan di luar negeri, termasuk simpanan uang sebanyak 7 miliar dolar di AS. Uang ini dimiliki rakyat Afghanistan, AS tidak berhak menggunakan uang ini dengan cara apa pun. Walaupun seperti apa yang dianggap oleh pemerintah AS, uang ini berasal dari bantuan internasional, tapi kebanyakannya berasal dari Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia, bagaimanapun uang ini tidak boleh dimasukkan ke dompet pemerintah AS.


Tentang apa yang disebut pemerintah AS yaitu uang itu digunakan sebagai ganti rugi korban Perisitwa 11 September, justru mengungkapkan rahasia yang lebih kotor dari sisi lain: Sejak tahun 2017, yaitu 16 tahun kemudian setelah terjadinya Peristiwa 11 September, pemerintah AS baru mulai membayar ganti rugi untuk sanak keluarga korban jiwa 11 September. Tetapi tahun 2019 pemerintah AS mendefinisi lagi kelompok orang yang mendapat ganti rugi, sehingga sejumlah sanak keluarga korban tidak bisa mendapat uang tersebut.


Saat korban Peristiwa 11 September mendakwa pemerintah AS, pengacara mengajukan saran yang terkenal sebagai ‘Deal with the Devil’ kepada pemerintah AS, yakni menjadikan Taliban Afghanistan sebagai terdakwa, dengan aset Bank Sentral Afghanistan di AS sebagai sumber ganti rugi, dan mengizinkan pemerintah AS mendapatkan sebagian uang daripadanya. Alasan yang konyol ini bahkan sulit diterima oleh orang-orang AS.


AS sebagai negara super besar satu-satunya di dunia, masih menelan uang kehidupan rakyat Afghanistan, AS sunggu tak tahu malu!. Masyarakat yang berkeadilan di dunia harus memahami watak hegemoni pemerintah AS, tapi juga perlu mengambil tindakan untuk mengecam tingkah laku  AS sebagai perampok, benar-benar membela hak asasi manusia, dan memberikan bantuan kepada rakyat Afghanistan.