Jika Politikus Inggris Mau Adil, Silakan Kembalikan Malvinas Kepada Argentina

2022-02-13 12:08:17  

Tiongkok dan Argentina mengeluarkan pernyataan bersama untuk memperdalam kemitraan strategis komprehensif selama kunjungan Presiden Argentina Alberto Angel Fernandez di Tiongkok. Tiongkok dalam pernyataan menegaskan kembali mendukung tuntutan Argentina terkait pelaksanaan kedaulatan di Kepulauan Malvinas, dan selekasnya memulihkan perundingan untuk menyelesaikan masalah secara damai menurut resolusi terkait PBB.



Ini adalah pendirian konsekuen Tiongkok, tidak hanya menghormati piagam PBB, tapi juga mendukung negara-negara berkembang memelhiara hak dan kepentingan yang sah, juga mencerminkan tanggung jawab untuk menentang kolonialisme dan memelihara keadilan internasional, telah mendapat pujian meluas dari masyarakat internasional.

Akan tetapi, sejumlah orang Inggris tak bisa tahan lagi. Menteri Luar Negeri Inggris di media sosialnya membicarakan soal “penghormatan kedaulatan” dengan Tiongkok. Majelis rendah Inggris meluluskan mosi yang tidak bersifat legal untuk meghasut pemerintah Inggris meningkatkan hubungan dengan Taiwan Tiongkok.

Seketahui umum, hakikat masalah Malvinas adalah masalah peninggalan kolonialisme. Pada tahun 1816, Argentina memperoleh kedaulatan terhadap Kepulauan Malvinas setelah terlepas dari pemerintahan koloniliasme Spanyol. Pada tahun 1833, Inggris yang mengadakan penjajahan di Amerika Latin menduduki Malvinas. Pada tahun 1965, PBB meluluskan resolusi yang mengategorikan masalah ini sebagai “Dekolonisasi” dan mendesak Inggris dan Argentina menyelesaikan masalah melalui perundingan bilateral, tapi ditolak oleh Inggris.

Nyata sekali, masalah Malvinas terjadi antara kedua negara yang berkedaulatan, termasuk masalah internasional. Tiongkok selalu mendukung tuntutan adil Argentina terhadap Malvinas, ini sesuai dengan resolusi terkait PBB dan mencerminkan kesepakatan yang dicapai komunitas internasional.

Apa yang dilakukan Inggris sekarang ialah segera memulihkan perundingan dengan Argentina dan menyelesaikan masalah Malvinas secara damai, melainkan bukan mengabaikan resolusi PBB, dan menyerangi Tiongkok dengan menggunakan masalah Taiwan.

Yang perlu ditekankan, masalah Taiwan sama sekali adalah urusan dalam negeri Tiongkok, hakikatnya berbeda dengan masalah Malvinas. Di dunia ini hanya terdapat satu Tiongkok, Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari Tiongkok. Ini adalah patokan dasar hubungan internasional, juga adalah dasar politik Tiongkok untuk menjalin dan mengembangkan hubungan diplomatik dengan negara-negara lain. Saat menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok, Inggris dengan jelas mengakui Taiwan adalah satu provinsi Republik Rakyat Tiongkok. Maka, Majelis rendah Inggris secara terang-terangan menantang Prinsip Satu Tiongkok, tidak saja melanggar komitmen Inggris kepada Tiongkok, tapi juga melanggar prinsip dasar hukum internasional yang tidak mengintervensi urusan dalam negeri.

Pada abad ke-21 ini, masa penjajahan Barat telah berlalu. Jika politikus munafik Inggris ingin bertindak adil, hendaknya terlebih dahulu mengembalikan Malvinas kepada Argentina.