Kisah Asmara dalam Olimpiade Musim Dingin

2022-02-14 15:25:17  


 

“Jika sepasang kekasih berkenalan pada usia 25 tahun dan menikah pada usia 30 tahun, maka sampai pada usia 100 tahun, mereka akan menyimpan memori indah bersama selama 70 tahun. Akan tetapi, saya dan Pang Qing akan memiliki memori indah bersama selama 90 tahun sampai pada usia 100 tahun, dan inilah harta cinta kami.” Demikian bunyi ikrar cinta juara dunia pasangan atlet seluncur indah Tiongkok, Pang Qing dan Tong Jian.

Romantisme Olimpiade Musim Dingin berasal dari atribut, maskot dan obor api yang penuh dengan unsur budaya dan tradisi, sekaligus berasal dari slogan hangat “Together for a shared future”, lebih-lebih diberasal dari kisah cinta dari sederetan pasangan sejoli dan pasutri.

Pasangan Pang Qing dan Tong Jian berlatih berpasangan dalam seluncur indah sejak tahun 1993. Hingga sekarang 30 tahun sudah berlalu. Sejak itulah pasangan itu berturut-turut menjuarai Turnamen Dunia Seluncur Indah sebanyak dua kali, bahkan keluar sebagai juara nomor ganda dalam Olimpiade Vancouver tahun 2010. Setelah pensiun, pasangan ini bersama merintis usaha bisnis. Kisah asmara mereka juga beranjak dari seluncur es sampai keseharian. Mereka menikah menjadi pasangan suami istri, dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri, menjadi sebuah keluarga yang bahagia.

Kisah asmara selalu terjadi pada pasangan atlet seluncur indah. Pasangan Maxim Trankov dan Tatiana Volosozhar dari Rusia mengumumkan tentang hubungan percintaan mereka kepada publik menjelang pembukaan Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014. Pasangan tersebut dikaruniai seorang putri pada tahun 2017. Kedua sejoli ini menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih dengan mantan pacar Tatiana sebagai mak comblangnya. Setelah mantan pacarnya pensiun dan menjadi pelatih, Tatiana dan Maxim Trankov dipasangkan untuk bertanding di nomor ganda seluncur indah. Pasangan ini memberikan penampilan yang luar biasa dalam serangkaian pertandingan kaliber dunia dan meraih banyak gelar juara. Selain menjalin kisah cinta di atas es, benih cinta juga berangsur-angsur tertanam di hati pasangan atlet seluncur indah ini.

 

Pasutri Han Tianyu dan Liu Qiuhong dari tim skating kecepatan trek pendek Tiongkok adalah pasangan lain yang juga menjalin percintaannya melalui skating. Pada awal tahun ini, mereka dikaruniai satu anak putra. Han Tianyu dan Liu Qiuhong berkenalan ketika mengikuti pertandingan skat cepat di kota Changchun, Tiongkok Timur Laut pada tahun 2008. Sejak itulah tali percintaan mereka semakin erat seiring berjalannya waktu. Pada 19 Juni 2018, Han Tianyu yang baru berusia 22 tahun dan Liu Qiuhong menikah di kota Fushun, Provinsi Liaoning, Tiongkok Timur Laut. Saat mengumumkan kabar pernikahan di akun Weibonya, pasangan ini sempat berbagi kisah asmaranya yang ditanggapi ramai oleh teman-temannya. Han Tianyu di akunnya menulis, “Selama 12 tahun berseluncur di atas es, yang paling sulit dikejar adalah dirimu! Hari ini, aku akhirnya berhasil!” Liu Qiuhong, istri Han Tianyu, meretweet unggahan tersebut dengan memposting sebuah foto bertulis: “Selamat! Berseluncur selama 15 tahun, aku tidak pernah rela dikejar oleh siapa pun selain dirimu!

 

 (foto) Han Tianyu (atlet berkostum merah) tampil di pertandingan semifinal 1500 meter putra Kejuaraan Dunia Skating Kecepatan Trek Pendek 2019 di Shanghai.

 

(foto) Dalam Olimpiade Musim Dingin Beijing, “Pasangan Kekasih Kopi” dari tim skating cepat Inggris, Cornelius Keersten dan Ellia Smeding tengah bertanding.


Pasangan Cornelius Kersten dan Ellia Smeding berkenalan dalam Kejuaraan Skating Cepat Inggris ketika mereka masih berusia remaja. Keduanya adalah atlet andalan untuk nomor pertandingan masing-masing. Ibu dari Smeding sempat mengabadikan foto bersama kedua remaja tersebut. Akan tetapi, mereka baru menjadi akrab pada tahun 2017 ketika mengikuti Kejuaraan Skating Cepat Pemuda dan Universiade Musim Dingin. Mereka bersama-sama dalam satu tim selama 4 minggu dan sejak itu terjalinlah hubungan asmara di antara mereka.

Yang menarik ialah, mereka tidak berlatih di siang hari, malah sibuk berbisnis kopi, termasuk memanggang, mengemas dan mengirim kopi. “Dengan pendapatan dari bisnis kopi, kami dapat berlatih maupun bertanding,” demikian ujar Kersten. Saat malam tiba, barulah pasangan kekasih kopi ini berfokus dalam latihan skating cepat.