Takut Dunia Tak Cukup Kacau, AS Publikasikan Laporan Strategi Indo-Pasifik

2022-02-15 10:23:09  

Pemerintah AS baru-baru ini merilis apa yang disebut sebagai laporan ‘Strategi Indo-Pasifik AS’, yang penuh dengan mentalitas perang dingin dan politik kelompok, tidak yang baru, malah bermaksud jahat, sekali mengungkap fakta bahwa sejumlah politikus AS selalu berniat mengacaukan dunia.

Dari  Inisiatif Pencegahan Pasifik (PDI) hingga peningkatan ‘Mekanisme Quad’ antara AS, Jepang, India dan Australia; dari hubungan kemitraan keamanan Australia-Inggris-AS alias AUKUS hingga apa yang disebut sebagai RUU Persaingan Strategis 2022 dan perilisan ‘Strategi Indo-Pasifik’ versi terbaru, AS tengah berusaha sekuat tenaga membentuk lingkaran atau kelompok kecil untuk menghadapi Tiongkok. Pendek kata, mengekang perkembangan Tiongkok dan memelihara hegemoni AS adalah asas tujuan pelaksanaan ‘Strategi Indo-Pasifik’.

Akan tetapi, dapat atau tidaknya ‘Strategi Indo-Pasifik’ dilaksanakan tidak bergantung pada keinginan AS, tapi akan ditentukan oleh kenyataan, yakni hubungan antar negara yang riil.

Adapun negara-negara di kawasan Asia Pasifik, sebagian besar di antaranya menjalankan kebijakan politik luar negeri yang bebas merdeka. Apalagi jauh sebelumnya mereka sudah melihat dengan jelas siapakah yang selalu berpura-pura, dan siapakah yang bersikap tulus dan jujur. Dari bantuan vaksin sampai pemulihan ekonomi, Tiongkok dengan aksi nyatanya telah membuktikan bahwa dirinyalah peluang dan mitra sejati kawasan Asia Pasifik. Dewasa ini, sejalan dengan pemberlakuan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau RCEP, kawasan Asia Pasifik bakal menghadapi peluang perkembangan yang sangat berpotensial, nyaris tiada negara mana pun yang rela mengorbankan kepentingannya demi kepentingan AS yang melawan Tiongkok.

Bagaimanapun AS menggembar-gemborkan pembangunan kawasan Indo-Pasifik yang ‘bebas, terbuka dan makmur’, niatnya untuk memperalat sekutunya melawan Tiongkok tak dapat ditutupi. Memang AS sudah lama terkenal sebagai negara yang kata-katanya tidak seragam dengan tindakannya. Kemakmuran kekal abadi di kawasan Asia Pasifik membutuhkan persatuan dan kerja sama semua negara regional, bukan persekutuan dan perlawanan. Waktu akan membuktikan bahwa strategi apa pun yang berbasis egoisme dan eksklusivisme pasti akan gagal. Negara-negara di kawasan Asia Pasifik mutlak mempunyai hak suara atas masa depan ‘kampung halamannya’.