Wakil Perdana Menteri selaku Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Kamboja sebagai ketua bergilir ASEAN, Prak Sokhonn hari Kamis kemarin (17/02) menyatakan, ASEAN berharap dapat membantu Myanmar untuk sedini mungkin lepas dari krisis.
Pertemuan Informal Menteri Luar Negeri ASEAN diadakan di Phnom Penh, ibu kota Kamboja pada hari Kamis (17/02) kemarin. Prak Sokhonn dalam jumpa pers menyatakan, masalah Myanmar adalah salah satu fokus perhatian dalam pertemuan kali ini. Krisis internal Myanmar mungkin akan memperburuk hubungan diplomatik, ekonomi dan perdagangan di kawasan Asia Tenggara. ASEAN berharap dapat membantu Myanmar terlepas dari krisis ekonomi, sosial dan kemanusiaan.
Selain itu, sebagai utusan khusus ASEAN, Prak Sokhonn juga menyatakan bahwa dirinya akan mengunjungi Myanmar pada pekan kedua bulan Maret mendatang untuk membahas cara menyelesaikan krisis Myanmar dengan Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri Myanmar dan duta besar berbagai negara untuk Myanmar.
Pertemuan informal kali ini diadakan secara daring dan luring, namun Myanmar justru absen dalam pertemuan tersebut. Pertemuan Para Menteri Luar Negeri ASEAN membahas tema seputar penanganan tantangan ASEAN bersama-sama. Selain kesepahaman mengenai masalah Myanmar yang tercapai, mereka juga menyatakan bahwa ASEAN berupaya memelihara Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara dan Piagam ASEAN, mengimbau agar tidak menggunakan senjata nuklir dalam persaingan dan konfrontasi militer di kawasan Asia Tenggara. Para Menteri Luar Negeri mendesak dilaksanakannya kerangka keterbukaan dalam komunitas ASEAN, dan sepakat untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi, dan memajukan komunikasi di bidang pariwisata, investasi dan perdagangan antar berbagai negara ASEAN.