Pemimpin Rusia dan Prancis Adakan Pembicaraan Telepon Seputar Masalah Ukraina

2022-02-21 10:45:20  



XINHUA: Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Minggu kemarin (20/2) mengadakan pembicaraan telepon dengan Presiden Prancis Emmanual Macron, dan kedua pihak sepakat untuk menyelesaikan masalah Ukraina melalui pendekatan diplomatik.

Dari situs web Kepresidenan Rusia diketahui bahwa pemimpin kedua negara menyatakan keprihatinan yang serius terhadap memburuknya situasi di jalur garis kontak bagian timur Ukraina. Kedua pihak sepakat untuk mengupayakan solusi penyelesaian masalah melalui pendekatan diplomatik dalam “format Normandy”, untuk mewujudkan gencatan senjata dan meredakan konflik secara bertahap.



Putin menyatakan, meningkatnya ketegangan situasi di daerah bagian timur Ukraina diakibatkan oleh tindakan provokasi tentara pemerintah Ukraina. NATO terus memberi bantuan senjata dan amunisi modern kepada pemerintah Ukraina, dan mendorong Ukraina mengambil cara militer. Akan tetapi yang menderita justru para warga sipil daerah bagian timur Ukraina, dan mereka terpaksa mengevakuasi diri ke Rusia untuk menghindari serangan militer yang semakin gencar. Putin mengkritik sikap Ukraina yang pura-pura ingin bernegosiasi dan menyatakan bahwa persetujuan Minsk tak pernah terlaksana.

Berdasarkan komunike pers yang dikeluarkan Kepresidenan Prancis kemarin, Macron dan Putin dalam pembicaraan telepon dengan tegas berjanji akan mengambil segala tindakan yang berguna demi mencegah meningkatnya tegangan, mengurangi risiko, dan memelihara perdamaian. Kedua pihak sepakat untuk memprioritaskan penyelesaian krisis saat ini melalui pendekatan diplomatik, termasuk memulihkan pekerjaan di bawah format Normandy”, mendorong Grup Kontak Tripartit masalah Ukraina (Ukraina, Rusia dan OSCE ) mengadakan konferensi dalam beberapa jam mendatang untuk mencapai komitmen gencatan senjata.

Komunike pers menyatakan bahwa Macron juga mengadakan pembicaraan telepon dengan Presiden Ukraina Zelensky pada hari Sabtu (19/2) dan hari Minggu kemarin (20/2), di mana Zelensky menyatakan tidak akan membalas tindakan provokasi dan berjanji untuk mematuhi persetujuan gencatan senjata。