Situasi Terbaru: Rusia dan Ukraina Sepakat Bangun Jalur Bantuan Kemanusiaan

2022-03-04 16:02:42  


XINHUA: Perundingan Rusia dan Ukraina putaran kedua ditutup di hutan Białowieża di Belarus hari Kamis kemarin (3/3). Kedua pihak sempat mencapai kesepakatan seputar pembangunan jalur bantuan kemanusiaan, dan sepakat untuk selekasnya menggelar perundingan putaran ke-3. Presiden Rusia Vladimir Putin di depan konferensi virtual yang diadakan bersama dengan anggota Konferensi Keamanan Federasi Rusia kemarin mengatakan, aksi militer khusus Rusia sedang dilakukan berdasarkan agenda, dan berbagai misi yang ditetapkan terlaksana dengan lancar.

---Perundingan Rusia dan Ukraina putaran kedua hari Kamis kemarin (3/3) ditutup di hutan Białowieża, Belarus. Kedua pihak mencapai kesepakatan seputar pembentukan jalur bantuan kemanusiaan dan sepakat untuk selekasnya mengadakan perundingan putaran ketiga. Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak seusai perundingan itu mengatakan, “Ukraina tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dalam perundingan. Kedua pihak hanya mencapai solusi seputar pembangunan jalur bantuan kemanusiaan”. Kepala delegasi Rusia Vladimir Medinsky selaku Penasihat Presiden menyatakan bahwa perundingan putaran kali ini terutama menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keselamatan jiwa warga sipil yang berada di daerah konflik, kedua pihak “sepakat untuk membangun jalur bantuan kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil dan gencatan senjata sementara di daerah terkait jalur bantuan kemanusiaan”.

---Presiden Rusia Putin kemarin di depan konferensi virtual yang diadakan bersama dengan anggota Konferensi Keamanan Federasi Rusia mengatakan, aksi militer khusus Rusia sedang dilakukan berdasarkan agenda, dan berbagai misi yang ditetapkan terlaksana dengan lancar. Dia menekankan bahwa negara-negara Barat dalam jangka panjang melancarkan aksi anti Rusia di perbatasan, dan Rusia tidak tahan lagi terhadap ancaman aksi anti Rusia tersebut termasuk ancaman senjata nuklir.

---Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova kemarin (3/3) menyatakan, Rusia selalu bersikap terbuka terhadap perundingan dengan Ukraina. Dia mengatakan, perundingan baru dapat berlangsung jika kedua pihak sama-sama mempunyai niat, Rusia sangat jelas terhadap sikap Ukraina yang sengaja menangguhkan proses perundingan.

---Presiden Rusia Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron hari Kamis kemarin (3/3) mengadakan kontak telepon seputar situasi Ukraina. Menurut pernyataan yang dimuat dalam situs web Kremlin itu, Putin telah memaparkan pendirian dan syarat perundingannya dengan Ukraina. Rusia berpendapat bahwa seharusnya terlebih dahulu membahas masalah “demiliterisasi” serta status netral Ukraina, dan menjamin di dalam wilayah Ukraina tidak muncul lagi ancaman yang tertuju pada Rusia. Pernyataan tersebut menekankan bahwa bagaimanapun juga, Rusia akan menyelesaikan misi aksi militer khususnya, mencoba menghambat perundingan hanya akan mendorong Rusia menambahkan tuntutan ekstra dalam perundingan. Istana Elysee Prancis kemarin memberitahu media bahwa Putin telah menyampaikan tekadnya untuk terus menyerang. Macron menyatakan bahwa sikap Rusia yang meneruskan aksi militernya tersebut membuatnya merasa pesimis terhadap prospek situasi Ukraina dewasa ini. Istana Elysee menyatakan, Prancis akan terus meningkatkan sanksi terhadap Rusia.

---Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov hari Kamis kemarin (3/3) menyatakan, negara-negara Barat sedang mengirimkan serdadu bayaran dari perusahaan militer swasta ke Ukraina. “Serdadu bayaran luar negeri yang tiba di Ukraina itu sedang menyerang fasilitas Rusia, konvoi suplai dan pesawat yang melindungi aksi militer Rusia”. Di hari yang sama, Presiden Ukraina Zelensky di akun medsosnya memposting video yang menyebut bahwa Ukraina sedang siap menerima bantuan “prajurit sukarela asing” gelombang pertama. Dia menyatakan bahwa saat ini, 16.000 “prajurit sukarela” gelombang pertama sedang dalam perjalanan menuju Ukraina.

---Penanggung jawab Pusat Komando Pertahanan Nasional Rusia hari Kamis kemarin (3/3) menyatakan, karena tentara Rusia telah mengambil tindakan penjaminan keamanan dan pembangunan jalur kemanusiaan, sejauh ini, 588 warga negara asing telah dievakuasi dari zona bahaya Ukraina.