Tiongkok Dukung Perundingan Perdamaian Rusia dan Ukraina “Wujudkan Hasil dan Perdamaian”

2022-03-10 10:29:32  

Di depan pertemuan tingkat tinggi virtual dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz hari Selasa kemarin (8/3) Presiden Tiongkok Xi Jinping menyatakan, Tiongkok sangat menyesalkan situasi benua Eropa yang kembali terjebak ke dalam perang, Tiongkok mendukung Rusia dan Ukraina mengatasi kesulitan agar “perundingan dapat mencapai hasil dan mewujudkan perdamaian”, mendukung Prancis dan Jerman bertolak dari kepentingan Eropa sendiri, mendorong pembentukan kerangka keamanan Eropa yang seimbang, efektif dan berkelanjutan, serta optimis terhadap dialog setara antara Eropa, Rusia, Amerika Serikat dan NATO.

Pendirian tersebut sekali lagi menunjukkan bahwa Tiongkok selalu teguh pada pendiriannya berdasarkan fakta nyata, dan menunjukkan tanggung jawabnya sebagai negara besar yang objektif, adil dan bertanggung jawab.

Situasi Ukraina berkembang sampai seperti saat ini karena asal usul sejarah yang sangat rumit. Di antaranya, NATO yang dikepalai Amerika Serikat (AS) yang memikul tanggung jawab yang tak dapat terelakkan. Sementara jika ingin meredakan krisis, AS yang berperan sebagai biang keladi semestinya melepaskan pikiran Perang Dinginnya dan memikul tanggung jawab yang seharusnya, bukannya memperburuk situasi dan melimpahkan kesalahannya kepada pihak lain.

Pihak mana pun yang tidak berprasangka dapat melihat, pendirian Tiongkok terbuka dan terang-terangan, berupaya mendorong perundingan perdamaian dan mendorong penyelesaian masalah Ukraina melalui pendekatan politik. Anjuran terkait yang diajukan Tiongkok tidak hanya sangat penting untuk mencegah intensitas perang, tapi juga menciptakan situasi yang kondusif untuk mendorong perundingan perdamaian bilateral Rusia dan Ukraina.

Xi Jinping menunjukkan pula bahwa Tiongkok mendukung Prancis dan Jerman untuk bertolak dari kepentingan Eropa sendiri, mempertimbangkan keamanan jangka panjang Eropa dan mempertahankan kemandirian strategis. Hal tersebut sangat penting bagi pihak Eropa untuk introspeksi dan menangani krisis dewasa ini. Di satu sisi, Prancis dan Jerman yang berperan sebagai “motor penggerak” Uni Eropa, hendaknya bertindak hati-hati, mencegah agar sanksinya tidak memperparah situasi. Di sisi lain, menghadapi keguncangan lanskap geopolitik Eropa, negara-negara Eropa hendaknya bertolak dari sudut pandang rasional, memandang dengan tepat sumber yang memicu krisis Ukraina.

Sebagai dua kekuatan penting masyarakat internasional, Tiongkok dan Eropa mempunyai pendirian yang sama di bidang mengupayakan perdamaian, mengusahakan pembangunan dan mendorong kerja sama, hendaknya kedua pihak memikul tanggung jawab masing-masing dan memberikan lebih banyak stabilitas dan kepastian bagi dunia yang sedang mengalami perubahan bergejolak.