Inilah Waktunya Eropa Keluar dari ‘Perangkap AS’

2022-03-11 10:32:50  


Dewan Perwakilan AS pada hari Rabu lalu (9/3) meluluskan resolusi mengenai larangan impor minyak bumi, gas alam dan batu bara dari Rusia. Hal ini akan menjadi sanksi terkeras yang diambil oleh AS terhadap Rusia. Sejak krisis Ukraina terjadi, seiring dengan semakin parahnya dampak akibat sanksi, Eropa menyadari bahwa dirinya telah menjadi salah satu korban utama dalam konflik ini.

Meningkat tajamnya harga sumber daya energi membuat rakyat Eropa terus mengeluh, suplai bahan pangan pun menghadapi cobaan, masalah keamanan menjadi semakin serius. Rusia dan Ukraina adalah tetangga negara-negara Eropa yang tak dapat dipindahkan. Hanya dengan kestabilan situasi Ukraina, benua Eropa baru dapat menjamin penuh keamanannya. AS sebagai biang kerok krisis Ukraina yang jaraknya sangat jauh dari Eropa tidak akan terpengaruh, namun kompleks industri militer AS justru akan memperoleh keuntungan yang berlimpah melalui peluang ini, lebih lanjut menekan Rusia, mengontrol Eropa, dan mempertahankan hegemoninya.

Dibandingkan dengan AS, Eropa yang ikut-ikutan AS mengenakan sanksi kepada Rusia mengalami tekanan pembangunan, proses Eropa mencari kemandirian strategis juga terhalang dengan serius. Krisis Ukraina membuat AS menemukan cara untuk mencegah Eropa terlepas dari kendali AS.

Dalam hal menjebak sekutu, tak ada lebih kejam daripada AS.

Bagi AS, Eropa tidak pernah menjadi sekutu yang setara, melainkan adalah batu loncatan bagi AS untuk mempertahankan hegemoninya.

Praktik telah membuktikan, tindakan Eropa yang ikut-ikutan AS mengenakan sanksi kepada Ukraina tidak akan menyelesaikan masalah apapun, tidak saja akan mengakibatkan kekalahan bagi kedua pihak atau semua pihak, tapi juga akan mengganggu proses penyelesaian masalah secara damai.

Inilah waktunya Eropa untuk keluar dari ‘perangkap AS’ dan mencapai kemandirian strategis.