Tiongkok Tegas Berantas Tren Membuang Makanan

2022-03-15 15:25:03  

Situs web The Economist Inggris baru-baru ini memuat artikel yang bertajuk “Tiongkok Berantas Masalah Pemborosan Pangan, Pemerintah Imbau Aksi Kosongkan Piring”. Artikel tersebut mengatakan, saat mengenang riwayat kelaparan di masa muda, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan, saat berada dalam bencana alam selama tiga tahun (1959-1961), beliau tinggal di asrama sekolah, makanannya sangat buruk, makan malam hanya minum sup, bahkan selama pekerjaannya di desa beliau tak pernah makan daging selama beberapa bulan berturut-turut.

Melalui reformasi ekonomi selama 40 tahun, Tiongkok sekarang sudah berubah menjadi negara yang kaya makanan dan material, namun di sejumlah daerah juga muncul fenomena membuang makanan yang cukup serius. Pada tahun 2020, Presiden Xi menyebut bahwa fenomena pemborosan pangan di Tiongkok sangat serius dan memprihatinkan, bertolak dari segi ketahanan bahan pangan, beliau kemudian mengeluarkan instruksi. Setahun kemudian, Tiongkok telah melaksanakan “UU Anti Pemborosan Pangan”.

Mayoritas pasal yang dicantumkan dalam hukum tersebut bertujuan untuk membimbing kebiasaan baik masyarakat umum, misalnya memesan makanan sesuai dengan kebutuhan dan mendorong kebiasaan makan yang sehat. Pemerintah Tiongkok sedang mendorong “aksi kosongkan piring”. Hukum tersebut mengimbau restoran untuk menyediakan layanan bungkusan bagi pelanggan, dan mengizinkan restoran mengenakan biaya ekstra terhadap pelanggan yang membuang makanan, sekaligus memberikan diskon atau kupon bagi pelanggan yang menghemat makanan.