Barat Terapkan Standar Ganda dalam Penanganan Pengungsi

2022-03-17 15:18:59  

Tanggal 15 Maret lalu adalah hari peringatan 11 tahun meletusnya krisis Suriah, menurut data yang diumumkan PBB baru-baru ini, selama 11 tahun yang lalu, total terdapat 350 ribu orang tewas, 12 juta orang kehilangan tempat tinggal dan 14 juta rakyat jelata membutuhkan bantuan kemanusiaan darurat. Sekjen PBB mengimbau berbagai pihak untuk mengambil tindakan nyata, mempercepat proses politik dan mengakhiri malapetaka yang menimpa rakyat Suriah selama 11 tahun.


Akan tetapi, imbauan tersebut tidak mendapat perhatian dari dunia Barat. Saat ini, Barat khususnya AS tengah berfokus pada Ukraina. Barat selama ini telah menunjukkan simpati yang signifikan kepada para pengungsi Ukraina, hal ini sangat kontras dengan tindakannya yang secara brutal menolak untuk menerima para pengungsi Suriah selama bertahun-tahun ini. Sejumlah politikus dan media Barat bahkan menjadikan wajah, warna kulit dan etnis sebagai standar untuk membedakan para pengungsi Ukraina dengan pengungsi-pengungsi dari kawasan Timur Tengah dan Afrika, mengimplisitkan bahwa pengungsi Ukraina ‘bermutu baik’ dibandingkan dengan pengungsi lainnya.

Misalnya, seorang pemimpin Eropa belum lama lalu mengatakan, pengungsi-pengungsi Ukraina berbeda dengan para pengungsi yang ditanganinya di masa lalu. Mereka adalah orang Eropa, cerdas dan pernah menerima pendidikan. Sedangkan dalam pengungsi-pengungsi sebelumnya ... kemungkinan tersembunyi kaum teroris.


Wacana tersebut mengungkapkan prasangka etnis dan kesombongan Eropa-sentris yang mengakar di negara Barat. Nyata sekali mereka sangat rajin melakukan “standar ganda pengungsi” dan “standar ganda kemanusiaan”, tingkah laku mereka sama saja dengan melukai kembali para pengungsi dari kawasan Timur Tengah.

Wajar jika masyarakat bertanya mengapa media dan politikus Barat sedikit pun tidak memperlihatkan kemarahannya ketika AS membuat bencana kemanusiaan serius dengan melakukan pembunuhan secara membabi buta di Suriah dan Afghanistan? Kenapa mereka terburu-buru mengibarkan bendera ‘kemanusiaan’ saat pengungsi muncul di Ukraina? Mereka hanya membicarakan Ukraina dan bukannya Afghanistan, karena yang mengagresi Afghanistan adalah Amerika Serikat.


Tentara AS telah secara terbuka melakukan kejahatan yang tak terampuni di Afghanistan. Mengapa negara-negara Barat membisu terhadap kejahatan AS tersebut? Ke mana simpati mereka? Pada kenyataannya, dari perang Afghanistan hingga perang Suriah dan krisis Ukraina, AS telah memainkan peranan yang sangat tidak terpuji. Di mata para politikus AS, baik pengungsi kawasan Timur Tengah maupun pengungsi Ukraina sama saja seperti alat-alat yang dapat dimanfaatkannya untuk tujuan politik egoisnya atau alat-alat untuk memelihara hegemoni AS.