AS Diharapkan Tunjukkan Ketulusannya kepada Dunia

2022-03-19 17:37:38  

“Kedua pihak tidak saja harus menyuluhkan hubungan Tiongkok-AS maju berkembang menyusuri jalur yang tepat, juga harus memikul tanggung-jawab internasional yang setimpal dan melakukan upaya demi perdamaian dan ketenteraman dunia”. demikian dinyatakan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam pembicaraan virtual dengan Presiden AS Joe Biden atas undangan kemarin malam. Ini menunjukkan kecerdasan politik dan tanggung-jawab pemimpin Tiongkok sebagai sebuah negara besar.

Dalam pembicaraan telepon kali ini, Biden menegaskan kembali komitmennya, yaitu AS tidak mengupayakan Perang Dingin baru dengan Tiongkok, tidak mengupayakan pengubahan sistem Tiongkok, tidak menentang Tiongkok melalui diintensifkannya hubungan persekutuan, tidak mendukung Taiwan Merdeka dan tidak berniat berkonflik dengan Tiongkok. Berkenaan hal tersebut, Xi Jinping menyatakan perhatian besar sementara menunjukkan bahwa sebab langsung muncunya keadaan sekarang hubungan Tiongkok-AS ialah sejumlah orang AS tidak melaksanakan kesepahman penting yang tercapai dan juga tidak mempraktekkan pernyataan sikap Presiden Biden. Pihak AS salah memahami dan salah mengevaluasi keinginan strategis pihak Tiongkok.

Di antaranya, masalah Taiwan adalah masalah yang paling rumit dan paling sensitif. Pemerintah AS sekarang berkali-kali berkomitmen untuk mempertahankan politik satu Tiongkok, namun perbuatan justru sebaliknya, dengan serius merusak perdamaian Selat Taiwan dan mempergawat ketegangan hubungan Tiongkok-AS. Xi Jinping dalam pertemuan menunjukkan, sejumlah orang AS menyampaikan sinyal salah kepada kekuatan Taiwan Merdeka dan ini adalah sangat berbahaya. Ia menekankan, kalau masalah Taiwan tidak dapat ditangani dengan baik, itu akan mendatangkan dampak subversif kepada hubungan kedua negara. Ini merupakan pendirian serius dan peringatan tegas yang sekali lagi disampaikan pemimpin Tiongkok mengenai masalah Taiwan.

Dalam pertemuan kali ini, Presiden Xi juga menyinggung tanggung-jawab internasional dan menegaskan kembali pendirian Tiongkok mengenai penyelesaian krisis Ukraina. Ia menunjukkan, tugas urgen penyelesaian krisis Ukraina ialah meneruskan dialog dan perudingan, menghindarkan korban jiwa rakyat jelata, mencegah munculnya krisis kemanusiaan, dan sedini mungkin merealisasi gencatan senjata.

Pihak AS dalam pertemuan menyatkan, pihaknya bersedia mengadakan komunikasi dengan pihak Tiongkok dan mencegah meningkatnya situasi. Apa yang dikatakan hendaknya dilakukan. Andaikata pihak AS di satu sisi mengupayakan dukungan dan koordinasi pihak Tiongkok, di sisi lain menyerang dan mencoreng Tiongkok, bahkan mengancam dengan mengenakan sanksi, itu sama sekali tidak berlaku.

Yang patut dicatat, pertemuan virtual pemimpin Tiongkok dan AS kali ini bertepatan pada genap 50 tahun dikemukakannya Komunike Shanghai Tiongkok-AS. Semangat Komunike Shanghai masih berlaku setelah berselang 50 tahun. Biden dalam pertemuan menyinggung Komunike Shanghai dan berpendapat bahwa bagaimana perkembangan hubungan AS-Tiongkok akan mencetak konfigurasi dunia abad ke-21. Pihak AS padahal hendaknya menarik kecerdasan dari sejarah.