Konflik Rusia-Ukraina Terus Berlanjut, AS Sirami Api dengan Minyak

2022-03-25 13:19:16  

Hingga Kamis kemarin (24/3), konflik Rusia-Ukraina telah berlangsung selama satu bulan. Dari ilmuwan politik AS John Joseph Mearsheimer hingga Presiden Afrika Selatan Matamela Cyril Ramaphosa, semakin banyak tokoh internasional berpendapat bahwa sumber ketegangan situasi Rusia-Ukraina adalah perluasan NATO ke timur; dunia Barat khususnya AS harus memikul tanggung jawab utama malapetaka kali ini.

Meski semakin banyak kritikan, AS sebagai biang keladi tak peduli dan terus menyirami api dengan minyak, bahkan terus menghasut konflik. Baru-baru ini, Presiden AS Joe Biden berkunjung ke Eropa. AS menyebut bahwa sanksi baru terhadap Rusia akan dibahas dalam lawatannya di Eropa. Saat ini, konflik Rusia-Ukraina telah berlangsung selama sebulan, AS beserta sekutunya terus meningkatkan sanksi seperti menambah kayu ke dalam api, dan tujuannya telah diketahui oleh seluruh dunia.


Pada kenyataannya, konflik Rusia-Ukraian justru didalangi oleh AS. Bertolak dari pikiran Perang Dingin, AS melancarkan ekspansi NATO ke timur sebanyak 5 kali dengan menerima  banyak negara Eropa timur, terus merongsong ruang keamanan strategis Rusia dan menginjak-injak batas keamanan kedaulatan Rusia. Terhadap hal tersebut, Rusia berulang kali dengan jelas menyatakan kekhawatirannya terhadap keamanan negaranya dan menentang tegas bergabungnya Ukraina ke dalam NATO. Akan tetapi, dalam perundingan AS-Rusia sebelum konflik, AS bersikeras menyatakan bahwa perluasan NATO tak mungkin dihentikan.

Sejarah telah dan akan terus membuktikan bahwa barang siapa menyirami api dengan minyak, pada akhirnya pasti merembetkan api ke diri sendiri.