“Kestabilan” Hubungan Tiongkok-Eropa Dapat Lawan “Ketidakpastian” Dunia

2022-04-04 14:38:15  


“Tiongkok dan Uni Eropa (UE) hendaknya menjadi dua kekuatan besar demi pemeliharaan perdamaian dunia, kestabilan hubungan Tiongkok dan UE dapat melawan ketidakpastian situasi internasional,” ujar Presiden Tiongkok Xi Jinping ketika mengadakan pertemuan secara virtual dengan Ketua Dewan Pengurus Eropa Charles Michel dan Ketua Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen pada Jumat malam kemarin (1/4)



Hal tersebut merupakan kedua kali pertemuan virtual antara pemimpin Tiongkok dan UE selama dua tahun terakhir, dan juga merupakan sebuah komunikasi yang terus terang, jujur dan mendalam. Kedua pihak tidak hanya meningkatkan saling pengertian, dan juga mencapai sejumlah kesepahaman, dan sempat menyampaikan sinyal kunci kepada dunia untuk bersama memelihara perdamaian dan mendorong pembangunan. Di tengah situasi dewasa ini yang bertumpang tindih dengan pandemi dan konflik regional, sinyal tersebut sangat penting dan diharapkan dapat menepis “ketidakpastian” dunia.

Perdamaian adalah prasyarat pembangunan. Menghadapi krisis Ukraina, Tiongkok dan UE mempunyai tuntutan damai yang sama. Khususnya bagi UE, penyelesaian krisis Ukraina sesuai dengan kepentingan mendasar Eropa. Di dalam pertemuan kali ini, Presiden Xi sekali lagi mengajukan 4 butir usulan demi penyelesaian krisis Ukraina, dan menekankan perlunya terus mempertahankan perundingan untuk mencegah terjadinya krisis kemanusiaan yang lebih serius, dan seharusnya membina perdamaian kekal di benua Eurasia dan mencegah ekspansi konflik regional.

Keempat butir usulan tersebut tidak hanya bertujuan untuk meredakan konflik dewasa ini, tapi juga bertolak dari keamanan jangka panjang Eropa dan stabilitas situasi dunia, merupakan kesimpulan pendirian dan prinsip konsisten Tiongkok seputar masalah Ukraina. Misalnya penguraian seperti “hendaknya menangani krisis Ukraina dengan baik, tapi tidak bisa mengambil tindakan yang dapat memperburuk situasi, tidak boleh hanya berkonsentrasi pada sebuah titik tertentu tapi membuat rakyat berbagai negara membayar berat”, “saat krusial lebih membutuhkan kepala dingin”, semua wacana tersebut telah menunjukkan tanggung jawab dan kepedulian seorang pemimpin negara besar terhadap rakyat, dan telah menyumbangkan lebih banyak kecerdasan Tiongkok demi penyelesaian krisis Ukraina.

Sebagai dua pasar global besar, kerja sama terbuka Tiongkok dan Eropa juga dapat melahirkan lebih banyak unsur stabilitas bagi rehabilitasi ekonomi dunia. Seiring dengan Tiongkok untuk pertama kali menjadi mitra dagang terbesar bagi UE pada tahun 2021, volume total ekspor impor Tiongkok dengan UE pada tahun 2021 mencapai 828,1 miliar dolar AS, bertambah 27,5% dibandingkan tahun sebelumnya, dan mencatat rekor yang baru dalam sejarah. Laporan survei keyakinan bisnis tahun 2021 yang dikeluarkan Kamar Dagang Tiongkok-UE menunjukkan, tercatat 68% perusahaan UE di Tiongkok optimistik terhadap pertumbuhan bisnisnya di Tiongkok, atau bertambah 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Sama seperti apa yang dikatakan pemimpin UE bahwa, “hubungan UE dan Tiongkok selalu saling menguntungkan dan menang bersama dalam jangka panjang”.



Di dalam pertemuan virtual kali ini Tiongkok menyatakan keteguhannya untuk terus memperdalam reformasi, memperluas keterbukaan, dan menyambut penanaman modal perusahaan UE ke Tiongkok, sementara juga berharap pihak UE menyediakan iklim bisnis setara, transparan dan non-diskriminatif kepada perusahaan Tiongkok untuk melakukan investasi di UE. Hal tersebut akan bermanfaat bagi Tiongkok dan UE demi merintis kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan, investasi, energi serta pembangunan hijau, dan membawa lebih banyak keuntungan bagi perusahaan dan konsumen kedua pihak, sehingga akan dengan lebih kuat mendorong pemulihan ekonomi global.

Pemimpin UE memberi tanggapan positif terhadap anjuran dan usulan yang diajukan oleh Presiden Xi, dan menyatakan kesediaannya bersama Tiongkok untuk terus memperdalam kerja sama di berbagai bidang, dan berupaya demi pendorongan perdamaian, pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bersama seluruh dunia. Tiongkok dan UE pun mencapai kesepakatan penting seputar masalah Ukraina yaitu hendaknya mempertahankan dialog damai, dan mempertahankan penyelesaian masalah melalui pendekatan diplomatik. Sementara itu kedua pihak menyatakan pula bahwa hendaknya berupaya bersama untuk menghindari terjadinya Perang Dingin baru, dan mencegah perpecahan dunia dan konfrontasi antar kubu.

Berdasarkan rencana, Tiongkok dan UE akan selekasnya mengadakan 5 dialog tingkat tinggi seusai pertemuan pemimpin tersebut, sementara juga bertukar pendapat seputar masalah bahan pangan, energi dan masalah koordinasi kebijakan ekonomi makro. Nyata sekali, peningkatan kerja sama antara kedua kekuatan besar, kedua pasar besar dan kedua peradaban besar yaitu Tiongkok dan UE dapat menginjeksi lebih banyak kekuatan positif terhadap perdamaian dan pembangunan dunia, dan hal tersebut merupakan arti paling penting yang disinyalir dari pertemuan kali ini.