Jual Senjata kepada Taiwan, AS Pantas Disebut sebagai Biang Kerok Terbesar Kekacauan Dunia

2022-04-08 14:37:53  


 Baru-baru ini, AS mengambil Keputusan untuk menjual teknologi rudal ‘Patriot’ miliknya senilai US$95 juta kepada Taiwan Tiongkok. Ini adalah yang ketiga kalinya pemerintah Biden menjual senjata kepada Taiwan, apalagi penjualan senjata kali ini hanya berselang dua bulan dari penjualan sebelumnya. Penjualan senjata oleh AS kepada Taiwan tersebut telah memperlihatkan sikap histerisnya yang ‘bermain api’ serta tipu muslihatnya yang mengacaukan dunia.



Ketika mengumumkan rencana penjualan senjata gelombang baru kepada Taiwan, AS kembali menggunakan ‘UU Hubungan Taiwan’ sebagai dasar hukumnya, namun alasannya tersebut sama sekali tidak bisa dipercaya. Seperti yang diketahui oleh umum, dasar politik hubungan Tiongkok-AS adalah tiga komunike bersama, khususnya dalam ‘Komunike Bersama 17 Agustus’, AS berjanji akan mengurangi aktivitas penjualan senjatanya kepada Taiwan secara bertahap, dan pada akhirnya akan menyelesaikan masalah itu secara definitif. AS yang kemudian mengumumkan ‘UU Hubungan Taiwan’ serta ‘Enam Komitmen AS kepada Taiwan’ telah melanggar komitmennya dalam tiga komunike bersama Tiongkok-AS, melanggar prinsip Satu Tiongkok yang diperkokoh dalam resolusi nomor 2758 Sidang Majelis Umum PBB dan diakui secara merata oleh masyarakat internasional. Oleh karenanya, baik UU Hubungan Taiwan maupun Enam Komitmen kepada Taiwan bersifat ilegal dan tidak memiliki kekuatan hukum sejak awal. AS selalu menempatkan undang-undang dalam negerinya di atas kewajiban internasional. Dari aksinya yang memainkan ‘kartu Taiwan’ secara gila-gilaan, terungkaplah mentalitas AS yang hegemonis.

Sejujurnya, keuntungan apa yang akan diperoleh Taiwan dengan membeli senjata dari AS? Terkait pertanyaan ini, rakyat Taiwan sudah melihatnya dengan jelas. Ada warganet yang dengan tepat menunjukkan, AS datang kembali untuk mengambil uangnya dan tidak mau daerah ini tenang. Dari komentar tersebut terlihatlah intrik politik AS yang terus menghasut ketegangan situasi untuk membantu kompleks militernya meraup keuntungan dengan menjual senjata kepada Taiwan. Akan tetapi, penjualan senjata oleh AS kepada Taiwan itu telah secara serius merugikan hubungan Tiongkok-AS serta perdamaian dan kestabilan Selat Taiwan. Hal ini sepenuhnya membuktikan bahwa AS adalah sumber terbesar kekacauan dunia.



Di dunia ini hanya ada Satu Tiongkok, dan Taiwan adalah bagian dari Tiongkok, ini adalah fakta sejarah dan hukum yang tak terbantahkan. Pendek kata, keamanan Taiwan harus mengandalkan pembangunan damai kedua belah selat, bukannya membeli senjata dari AS.

Pada akhir bulan Februari lalu, Tiongkok memutuskan untuk mengenakan sanksi balasan terhadap dua perusahaan industri militer AS yang menjual senjata kepada Taiwan dalam jangka panjang. Pembalasan dari Tiongkok tersebut memperlihatkan kebulatan hati dan tekad Tiongkok untuk membela kedaulatan dan keutuhan wilayah Tiongkok. Tiongkok memperingatkan AS agar dengan sungguh-sungguh menaati prinsip Satu Tiongkok dan ketetapan dalam tiga komunike bersama Tiongkok-AS, segera membatalkan rencana penjualan senjatanya kepada Taiwan, dan menghentikan hubungan militer dengan Taiwan. Tiongkok akan mengambil tindakan yang kuat untuk menggagalkan intervensi kekuatan asing dan konspirasi pemecah belahan ‘Taiwan Merdeka’ dalam bentuk apa pun. Tiongkok harus bersatu dan pasti akan bersatu, siapa pun dan kekuatan mana pun tidak akan dapat menghalanginya.