Kemenlu: Tiongkok Sekali Lagi Desak AS Berikan Jawaban Jelas Terkait Aksi Militer Biologisnya

2022-04-08 15:31:06  


Dalam jumpa pers hari Kamis kemarin(7/4), jubir Kemenlu Tiongkok sekali lagi mendesak AS untuk memberikan jawaban yang jelas mengenai aksi militer biologisnya, dan menghentikan penentangannya terhadap pembentukan mekanisme pemeriksaan multilateral, untuk memulihkan keyakinan masyarakat internasional terhadap kepatuhan AS dalam perjanjian.



Dikabarkan, sidang persiapan Konferensi Pembahasan Perjanjian Pelarangan Senjata Biologi sedang digelar di Jenewa, Rusia menuduh bahwa aksi militer biologis yang diambil oleh AS di Ukraina telah melanggar Perjanjian Pelarangan Senjata Biologi, sedangkan AS terus menuduh Rusia menyebarluaskan informasi palsu, dan menyebut bahwa kecaman sepihak komunitas internasional kepada AS yang menentang pembentukan mekanisme pemeriksaan Perjanjian Pelarangan Senjata Biologi adalah ‘revisionisme sejarah’.



Terkait hal tersebut, Zhao Lijian mengatakan, AS adalah negara yang melakukan aksi militer biologis terbanyak di dunia, juga adalah satu-satunya negara yang menentang pembentukan mekanisme pemeriksaan. Komunitas internasional sudah lama menyatakan keprihatinannya terhadap hal tersebut. Isu terkait selalu menjadi fokus  konferensi Perjanjian Pelarangan Senjata Biologi. Dalam konferensi kali ini, Rusia menuduh bahwa aksi militer biologis yang diambil AS telah melanggar perjanjian, sejauh ini, AS tetap tidak memberikan tanggapan yang jelas, malah berkali-kali mengecam Rusia menyebarluaskan kabar palsu. Tindakannya itu tidak sesuai dengan ketentuan perjanjian. Menurut perjanjian, Rusia berhak menyatakan kecurigaannya terhadap ketaatan AS dalam perjanjian, AS wajib memberikan penjelasan yang pada akhirnya akan dievaluasi dan diputuskan oleh komunitas internasional.



Zhao Lijian menunjukkan, menurut dokumen pekerjaan yang diserahkan AS kepada negara-negara penandatangan Perjanjian Pelarangan Senjata Biologi, di bawah program pengurangan ancaman biologi, apa yang disebut sebagai fasilitas kerja sama total tercatat 336 buah, termasuk 26 buah di Ukraina. Akan tetapi, apa yang disebut sebagai dokumen kenyataan yang diumumkan Departemen Pertahanan AS pada tanggal 11 Maret tahun 2022 itu menunjukkan bahwa fasilitas kerja sama di Ukraina tercatat 46 buah. Mengapa AS menambahkan 20 fasilitas kerja sama di Ukraina? Selain itu, dokumen terkait AS itu pada dasarnya terdapat kesalahan, dalam dokumen, satu negara muncul dua kali. Karena itu, angka 336 tidaklah tepat. Komunitas internasional mengajukan pertanyaan, mengapa AS tidak memberikan penjelasan, mengapa menyebutnya sebagai kabar palsu? Sikap AS itu sangat mengejutkan.