Kemenlu Tiongkok: Keadaan HAM di Tiongkok Tidak Dapat Difitnah oleh Sebuah Laporan AS

2022-04-14 15:10:06  

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa lalu (12/4) mengumumkan “Laporan Tahunan Praktik HAM Tahun 2021versi AS”, mengecam sistem politik dan keadaan HAM Tiongkok. Mengenai hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian dalam jumpa pers hari Rabu kemarin (13/4) menunjukkan bahwa isi laporan tentang Tiongkok terkait yang diumumkan AS dan pernyataan Menteri Luar Negeri AS Antony John Blinken terkait telah mengabaikan dan memutarbalikkan fakta, penuh dengan kebohongan politik dan prasangka ideologis, Tiongkok menyatakan ketidakpuasan dan penentangan tegas atas hal tersebut.

Zhao Lijian mengatakan bahwa rakyat Tiongkok dapat menilai sendiri keadaan HAM Tiongkok, dan masyarakat internasional sudah menyaksikan bagaimana Tiongkok mengelola pemerintahannya. Semua ini tidak bisa difitnah hanya dengan beberapa perkataan atau sebuah laporan dari AS. Selama bertahun-tahun lalu, pemerintah AS terus memfitnah Tiongkok dengan apa yang mereka sebut sebagai laporan HAM, menyerang banyak kawasan dan banyak negara, berusaha mempersolek dirinya sendiri sebagai “hakim HAM” dan “teladan HAM”, semua ini justru mengungkapkan kemunafikan dan standar ganda AS.

Zhao Lijian menunjukkan, adapun penghormatan dan penjaminan HAM, AS bisa dikatakan mempunyai hutang internal dan eksternal, bahkan kejahatannya sangat banyak. Di dalam negeri, HAM merupakan cek buruk yang belum diuangkan. AS mempunyai peralatan dan teknologi medis tercanggih di dunia, tapi malah menjadi negara dengan jumlah kasus positif dan kasus tewas virus Corona terbanyak di dunia. Pemerintah AS memainkan manipulasi politik, menggembar-gemborkan kebocoran virus dari laboratorium, membiarkan rasisme AS dan virus Corona menyebar bersama, dan mengakibatkan kejahatan kebencian anti-Asia sering terjadi. AS melaksanakan kebijakan imigrasi yang diskriminatif dalam jangka panjang, dengan serius menekan ruang hidup imigran Amerika-Latin, Asia, dan Afrika, kebijakan imigran ‘pemisahan orang tua dan anak’, perlakuan tidak manusiawi seperti penahanan berkepanjangan, penyiksaan dan kerja paksa sangat membahayakan nyawa, martabat dan kebebasan para migran. Rakyat AS hidup dalam ketakutan akan ketidakamanan.

Zhao Lijian mengatakan bahwa di luar negeri, HAM merupakan cadar bagi hegemoni pemerintah AS. Perang yang dilakukan AS mengakibatkan imigrasi pengungsi, hanya di Afghanistan, Irak dan Suriah saja sudah muncul 2 juta lebih pengungsi. Perang yang disebut “anti-terorisme” oleh AS dalam 20 tahun ini sudah mengakibatkan lebih dari 900.000 orang tewas. Kegiatan militer AS terhadap Afghanistan tidak hanya menewaskan 100.000 rakyat, tetapi juga telah merampas 7 miliar dolar AS uang rakyat Afghanistan. Tragedi HAM yang diciptakan oleh jaringan penjara rahasia AS di seluruh dunia membuat dunia terkejut. Dalam keadaan ekonomi dunia yang sedang menghadapi dampak wabah virus Corona, AS masih menggunakan dalih HAM, dengan cara sanksi mengancam negara lain. Hal ini tidak hanya meningkatkan krisis kemanusiaan negara terkait, namun juga membahayakan pemulihan ekonomi global dan stabilitas rantai industri dan rantai pasokan.

Zhao Lijian menekankan bahwa pihak AS harus segera berhenti menuding dan memfitnah HAM negara lain, dengan sungguh-sungguh mengintrospeksi diri, dan melakukan hal yang bermanfaat untuk memperbaiki keadaan HAM dalam negerinya dan perkembangan sehat usaha HAM internasional.