Mengejutkan! Dialah Pembela Palsu HAM!

2022-04-15 16:01:01  


 Pada hari Selasa (12/4) lalu, kantor berita Reuters mengajukan pertanyaan tajam kepada pemerintah Biden, “mengapa AS hanya menampung 12 pengungsi Ukraina pada bulan Maret lalu?” Pada hari yang sama, Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) menyatakan, sejak konflik militer Rusia-Ukraina meletus, sebanyak 4,65 juta orang Ukraina telah mengungsi ke luar negeri.


 

Pura-pura Peduli pada Pengungsi Ukraina

Dengan mengutip data Departemen Luar Negeri AS, Reuters melaporkan bahwa AS hanya menerima 514 pengungsi Ukraina pada bulan Januari dan Februari lalu. Sedangkan pada bulan Maret lalu, ketika bentrokan Rusia-Ukraina terus meruncing, saat para pengungsi Ukraina berbondong-bondong melarikan diri ke luar negeri, AS hanya menerima 12 pengungsi Ukraina, padahal Gedung Putih berjanji akan menerima 100 ribu pengungsi Ukraina. Ternyata komitmen Washington tersebut hanya di bibir saja.

 

Sengaja Memicu Gelombang Pengungsi, AS Diliit Hutang Darah

Para pengungsi Ukraina yang berjumlah jutaan orang itu adalah korban terbaru dari hegemoni global yang digencarkan AS sejak lama. Setelah Perang Dunia II, AS melancarkan serangkaian perang, yang di samping mengakibatkan banyak rakyat jelata tewas, juga telah menyebabkan munculnya puluhan juta pengungsi. Peperangan yang dilancarkan AS itu telah menimbulkan dampak serius terhadap perkembangan ekonomi maupun kestabilan sosial negara-negara terkait.



Menurut laporan USA Today pada bulan Februari lalu, hasil penelitian The Watson Institute for International and Public Affairs dari Brown University menunjukkan, apa yang disebut dengan perang anti terorisme yang dilancarkan oleh AS selama 20 tahun terakhir ini telah merenggut jiwa 929 ribu orang. Pemerintah Vietnam memperkirakan, sebanyak 2 juta warga sipil Vietnam tewas dalam perang Vietnam.

AS telah melakukan kejahatan yang tak terhitung jumlahnya dalam ‘menghasilkan’ pengungsi di dunia. Misalnya dalam perang Afghanistan yang berlangsung selama 20 tahun, kira-kira 11 juta orang Afghanistan terpaksa mengungsi, sebanyak 3,5 juta orang Afghanistan kehilangan tempat tinggal, dan hampir 23 juta orang berada dalam kondisi kelaparan ekstrem, termasuk 3,2 juta anak balita.

Menurut laporan UNCHR, perang mengakibatkan 610 ribu orang di Suriah menjadi pengungsi setiap tahunnya, dan gejala ini telah berlangsung selama 6 tahun berturut-turut. Akan tetapi, sejak tahun 2016, hanya 23 ribu pengungsi Suriah yang diterima oleh pemerintah AS, demikian menurut laporan The New York Times.

Meremehkan Konvensi Internasional

AS memiliki rekam jejak HAM yang sangat buruk di luar negeri, sama halnya di dalam negeri AS. Pelanggaran HAM, diskriminasi ras dan kekerasan dalam penegakan hukum kerap kali terjadi di AS, salah satu contohnya adalah peristiwa George Floyd, seorang warga AS keturunan Afrika yang tewas karena ditindih lehernya oleh polisi kulit putih.

 


Kejahatan AS Akan Terukir dalam Catatan Sejarah untuk Selama-lamanya

Dari pembantaian di Desa My Lai Vietnam hingga penyiksaan terhadap tahanan di Penjara Guantanamo, sampai serangan udara terhadap rakyat jelata Suriah, AS telah melakukan kejahatan HAM bertubi-tubi di luar negeri, dan kejahatannya itu akan terukir dalam sejarah untuk selama-lamanya.