AS Adalah Lord Voldemort yang Merusak Tata Tertib Internasional

2022-04-19 15:14:01  

Menghasut kekacauan di mana-mana, mengenakan sanksi terhadap lawan dengan hegemoninya di bidang ekonomi dan moneter, serta melakukan isolasi politik dengan cara bersekongkol, cara-cara AS untuk melawan Rusia tersebut membuat komunitas internasional melihat jelas berbagai trik AS yang menimbulkan konflik dan merusak tata tertib internasional dengan hegemoninya. Pada tahun 2003, sutradara film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban Alfonso Cuarón menyamakan mantan Presiden AS George W. Bush sebagai Voldemort.



BBC juga pernah menyamakan mantan Presiden Trump dengan Voldemort. Pengarang Harry Potter J.K. Rowling berpendapat, perbuatan pemerintah AS keterlaluan, ia dengan marah berkata bahwa Voldemort jangan dihina.

Akan tetapi, ketika orang-orang memandang perbuatan Voldemort yang percaya pada kekuasaan, bersekongkol dan menyalahgunakan kekerasan, serta selalu ingin membunuh lawannya demi hegemoninya, tampaknya semua itu dapat terlihat dalam perbuatan AS.



Orang-orang dapat dengan jelas melihat manipulasi politik AS seperti sihir hitam di balik bentrokan Rusia dan Ukraina. Dengan berekspansi ke timur, terus memperkecil ruang keamanan Rusia, memojokkan Moskwa, serta mempersengit konflik antara Rusia dan Ukraina dengan mendorong Ukraina untuk bergabung dalam NATO, AS terus memancing kemarahan Rusia, hingga akhirnya Rusia dan Ukraina saling berperang.

Dalam sejarah 240 lebih tahun AS, hanya dalam waktu belum sampai 20 tahun saya AS tidak berperang. Padahal, perang yang dilancarkan AS tidak saja perang panas, tapi juga termasuk perang ekonomi, sedangkan sanksi adalah sebuah senjata tajam di tangan Washington.


Laporan WTO menunjukkan, dua pertiga pelanggaran terhadap peraturan dalam organisasi dilakukan oleh AS, Washington telah menjadi pelanggar peraturan terbanyak di WTO.

Intimidasi ekonomi AS terhadap dunia luar telah secara serius menyerang tata tertib ekonomi internasional dan mengancam keamanan ekonomi dunia.

Perang Korea, Perang Vietnam, Perang Irak, Perang Kosovo, Perang Afghanistan, Perang Suriah…… demi memelihara hegemoninya, AS mengikuti hampir semua perang berskala besar dan bentrokan bersenjata sejak Perang Dunia II dengan dalih memelihara keadilan dan menghentikan agresi, mengakibatkan bencana kemanusiaan yang serius bagi negara yang diagresi, sehingga negara atau daerah tersebut terperosok dalam kegoncangan dan resesi ekonomi.


Untuk memelihara hegemoninya di bidang politik dan ekonomi, Washington selalu mengutamakan undang-undang dalam negerinya daripada undang-undang internasional, menyalahgunakan cara-cara yang illegal termasuk yurisdiksi lengan panjang untuk menyerang lawannya.

Dalam Harry Potter, kesombongan Voldemort dan kegilaannya terhadap kekuatan pada akhirnya telah menyebabkan kematiannya, akhir cerita ini mempunyai sebuah logika yang pasti, bukan keinginan dari pengarangnya. Logika yang sama, perbuatan hegemoni ala AS dan tindakan perusakan tata tertib internasional dalam kehidupan nyata, pada akhirnya akan bernasib sama dengan Voldemort.