9 Tahun Diajukannya Gagasan ‘Pembentukan Hubungan Baik dan Mitra Baik Dengan Negara Tetangga’: Tiongkok di Mata Negara Tetangga

2022-04-20 14:48:24  


 Sebagai negara yang memiliki negara tetangga paling banyak di dunia, bagaimana Tiongkok berhubungan dengan negara tetangga, berselisih atau bermitra, semua itu sangat diperhatikan oleh negara sekeliling dan masyarakat internasional. Di depan konferensi tahunan Forum Asia Bo’ao tanggal 7 April 2013, Xi Jinping yang baru diangkat sebagai Presiden Tiongkok untuk pertama kalinya mengajukan gagasan diplomasi dengan negara sekeliling, yaitu ‘Pembentukan hubungan baik dan mitra baik dengan negara tetangga’, dan membalas ‘teori ancaman Tiongkok’ yang beredar meluas pada waktu itu.

 

Pepatah Tiongkok berbunyi, ‘Penduduk mengharapkan warga sedesa yang baik, tetangga mengharapkan tetangga yang baik.’ Tiongkok senantiasa berpegang pada gagasan menjalin hubungan dan kemitraan yang baik dengan negara tetangga, berupaya agar hasil pembangunannya menguntungkan negara sekeliling, lingkaran pertemanan Tiongkok di sekeliling semakin banyak.

 

Tanggal 3 Desember 2021, dengan disaksikan bersama oleh kedua pemimpin negara Tiongkok-Laos, Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos resmi beroperasi. Jalur KA Tiongkok-Laos dibangun selama 5 tahun, dengan total sepanjang 1.035 kilometer.

 

Perdana Menteri Laos Phankham Viphavanh ketika menumpang KA dari Vientiane untuk pertama kalinya pada hari itu mengatakan bahwa dirinya sangat gembira menumpang KA kali ini, inilah KA pertama pembangunan kerja sama Tiongkok-Laos dalam sejarah. Jalur KA ini menandakan bahwa lalu lintas daratan Laos yang lama sudah berubah menjadi transportasi modern. Inilah hasil kerja sama kedua partai, pemerintah negara serta rakyat Laos-Tiongkok. Hasil ini merupakan pelaksanaan konkret dari Inisiatif ‘Sabuk dan Jalan’ Presiden Xi, sesuai dengan strategi peralihan Laos dari negara yang terkurung daratan menjadi negara yang terhubung dengan daratan. KA ini bermanfaat mendorong perkembangan ekonomi dan sosial Laos, akan menjadi pengikat Tiongkok yang menghubungkan ASEAN, juga menjadi pengikat Laos yang menghubungkan berbagai negara di kawasan ini, hal ini sangat menguntungkan bagi Laos.

 

Berkat diresmikannya Jalur KA Tiongkok-Laos, rakyat Laos akhirnya dapat mewujudkan impian KA. Hal ini pun dikarenakan pedoman dasar diplomasi Tiongkok dengan negara sekeliling yaitu ‘pembentukan hubungan baik dan kemitraan yang baik dengan negara tetangga’, “Menjalin hubungan rukun dengan negara tetangga, menjaga keamanan dengan negara tetangga, dan memberikan keuntungan kepada negara tetangga”, serta “Bersaudara, Tulus, Menyejahterakan dan Inklusif”.

 

‘Berjalan sendiri cepat, berjalan bersama jauh’. Ketika menjalankan kerja sama dengan negara sekeliling, Tiongkok senantiasa berpandangan tepat pada kewajiban dan keuntungan, tidak mengupayakan kemenangan, berlebihan, melainkan aktif menyediakan kesempatan dan ruang kepada negara sekeliling demi perkembangan bersama, dengan hasil pembangunan sendiri menguntungkan negara sekeliling.

 

Indonesia dan Tiongkok bersahabat lama dalam sejarah. Menghadapi perubahan besar dunia selama 100 tahun dan pandemi yang belum pernah terjadi dalam seabad ini, kedua negara bergandengan tangan berupaya membentuk pola baru hubungan bilateral “penggerak empat roda” yaitu politik, ekonomi, budaya dan maritim, menjunjung nada utama bersolidaritas untuk menanggulangi pandemi dan perkembangan bersama, serta menegakkan teladan kerja sama antara negara berkembang.

 

Wakil Ketua MPR Indonesia Lestari Moerdijat menyatakan, “Pertukaran budaya Tiongkok-Indonesia bersejarah lama, dalam budaya Indonesia sering terlihat unsur budaya Tiongkok, inilah dasar unik hubungan erat antara satu sama lain. Dengan mewarisi dasar baik yang diciptakan leluhur kedua pihak, ia yakin kedua pihak berkemampuan menjalin hubungan yang harmonis, bekerja sama membangun sebuah dunia yang lebih harmonis dan indah.

 

ASEAN sebagai tetangga Tiongkok selalu menjadi sasaran prioritas diplomasi Tiongkok dengan negara sekeliling. Sebagai tetangga yang tidak terpindahkan, Tiongkok dan negara-negara Asia Tenggara sudah menjalin komunitas senasib sepenanggungan. Tanggal 22 November 2021, Tiongkok dan ASEAN secara resmi mengumumkan pembentukan kemitraan strategis komprehensif, inilah peristiwa historis dalam sejarah hubungan kedua pihak. Tanggal 1 Januari 2022, Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) resmi diberlakukan di Zona Perdagangan Bebas dengan populasi terbanyak dan skala ekonomi terbesar di dunia.

 

Seperti apa yang dikatakan Presiden Xi di depan KTT Peringatan 30 Tahun Penggalangan Dialog Tiongkok-ASEAN, “Tiongkok dan ASEAN berkomunikasi seperti kerabat, kedua pihak mementingkan hubungan bersahabat dan martabat, saling mengucapkan selamat ketika pihak lain mengalami kegembiraan, dan saling membantu ketika pihak lain mengalami kesulitan”. Inilah penjelasan Presiden Xi atas hubungan Tiongkok-ASEAN, juga menjadi cara penanganan hubungan Tiongkok dengan negara tetangga bahkan seluruh dunia.