Tiongkok dan Negara-negara Sekitar Bangun Bersama Komunitas Senasib Sepenanggungan yang Semakin Erat

2022-04-20 16:51:22  

Tiongkok dan Negara-negara Sekitar Bangun Bersama Komunitas Senasib Sepenanggungan yang Semakin Erat

‘Saudara mengharapkan saudaranya hidup dengan baik, tetangga mengharapkan tetangganya hidup dengan baik’, ‘tetangga yang baik tak tergantikan oleh emas’, kata-kata yang melukiskan hubungan rukun antar tetangga sering muncul dalam pidato Presiden Xi Jinping terkait konsep diplomasi perifer Tiongkok, menjadi gaya jelas diplomasi perifer Tiongkok di era baru. Sejak tahun 2013, di bawah pimpinan pikiran diplomatik yang bersahabat dengan tetangga, Tiongkok dengan negara-negara sekitarnya bersama-sama membangun komunitas senasib sepenanggungan yang semakin erat.

‘Sahabat mengharapkan sahabatnya hidup dengan baik, tetangga mengharapkan tetangganya hidup dengan baik’. Tiongkok akan mempertahankan prinsip rukun dan bersahabat dengan tetangga, memperkukuh persahabatan rukun tetangga, memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan, dan berupaya menyejahterakan negara-negara sekitar dengan perkembangan Tiongkok.

Pada bulan Agustus tahun 2014, Xi Jinping berkunjung ke Mongolia yang mempunyai perbatasan paling panjang dengan Tiongkok. saat berpidato di Mongolia, beliau terutama membicarakan perkembangan hubungan Tiongkok dengan negara tetangga. Xi Jinping menyatakan, Tiongkok adalah negara yang mempunyai negara tetangga terbanyak, Tiongkok menjadikan hal ini sebagai harta yang berharga. Tiongkok akan dengan teguh menempuh jalan pembangunan yang damai, serta mendorong pembangunan berbagai negara.

‘Tiongkok akan terus mempertahankan pedoman rukun tetangga, bersahabat dengan tetangga, mempertahankan kebijakan rukun tetangga, berdamai dengan tetangga dan menyejahterakan tetangga, sedangkan saat bergaul dengan negara-negara tetangga, menjunjung konsep yang bersaudara, tulus, menyejahterakan dan inklusif. Tiongkok bersedia menyediakan peluang berkembang bersama dengan negara-negara tetangga termasuk Mongolia, menyambut mereka naik ke kereta pembangunan Tiongkok, baik naik kereta cepat maupun kereta gratis, Tiongkok menyambut mereka, seperti sebuah kalimat ‘pergi sendiri lebih cepat, pergi bersama lebih jauh’.

Inisiatif kerja sama ‘Satu Sabuk Satu Jalan’ yang mendapat dukungan luas di dunia dikeluarkan oleh Xi Jinping pada tahun 2013 saat beliau berkunjung di dua negara tetangga yaitu Indonesia dan Kazakhstan. Dalam konferensi tahunan Forum Asia Bo’ao 2015, Xi Jinping pernah menyatakan, inisiatif ini sesuai dengan kebutuhan pembangunan Tiongkok, negara-negara sepanjang ‘Sabuk dan Jalan’ dan kawasan ini, sesuai dengan kepentingan bersama berbagai pihak, juga mengikuti arus kerja sama regional dan internasional. Pada bulan November tahun 2015, beliau kembali menekankan hal ini dalam pidatonya di Universitas Nasional Singapura.

‘Mitra kerja sama utama Inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan adalah negara sekitar Tiongkok, target utama yang diuntungkan juga adalah negara-negara sekitar. Tiongkok menyambut negara-negara sekitar ikut serta dalam kerja sama, bersama-sama mendorong pembangunan Sabuk dan Jalan, serta bergandengan tangan untuk mewujudkan perdamaian, pembangunan dan kerja sama.

Pada bulan Mei tahun 2019, lebih dari 20 ribu tamu dari 47 negara di Asia berkumpul di Beijing, menggelar Konferensi Dialog Peradaban Asia, untuk bertukar pendapat dan saling belajar. Xi Jinping dalam pidatonya di upacara pembukaan menunjukkan, air dan gunung negara-negara Asia saling bersambungan, hubungan antar masyarakat juga saling terikat, mempunyai keadaan sejarah, impian dan harapan yang sama. Menghadapi masa depan, semua pihak harus mengendalikan situasi, mengikuti arus sejarah, dan berupaya mengubah harapan rakyat Asia terhadap kehidupan indah menjadi kenyataan.

‘Rakyat Asia berharap dapat meninggalkan ketertutupan, bersambungan dan koneksi, dan berharap agar berbagai negara dapat menjunjung semangat keterbukaan, mendorong komunikasi kebijakan, interaksi fasilitas, kelancaran perdagangan dan modal serta ikatan masyarakat, bersama membangun komunitas senasib sepenanggungan Asia dan komunitas senasib sepenanggungan manusia.

Pada bulan November tahun 2021, Xi Jinping menghadiri KTT Peringatan Genap 30 Tahun Pembangunan Hubungan Dialog Tiongkok-ASEAN secara virtual. Tiongkok dan ASEAN secara resmi mengumumkan membangun hubungan mitra strategis komprehensif. Menengok kembali perkembangan hubungan Tiongkok-ASEAN selama 30 tahun, Xi Jinping menyatakan, kedua pihak merintis jalan cerah yang rukun, bersahabat, bekerja sama dan menang bersama, menuju ke komunitas senasib sepenanggungan yang semakin erat. Beliau mengajukan, Tiongkok dan ASEAN harus menjadi pembangun dan pembela perdamaian di kawasan ini.

Hendaknya mempertahankan dialog, tidak berkonfrontasi, bermitra tapi non blok, serta mempraktikkan multilateralisme sejati. Tiongkok dengan tegas menentang hegemonisme dan politik kekuasaan, bersedia berdampingan secara damai dengan negara tetangga dalam jangka panjang. Hendaknya bersama-sama memelihara stabilitas Laut Tiongkok Selatan, membangun Laut Tiongkok Selatan menjadi laut perdamaian, laut persahabatan dan laut kerja sama.

Pada tanggal 31 Maret 2022, Tiongkok menyelenggarakan Konferensi Menlu Tetangga Afghanistan ke-3, dengan dihadiri Iran, Pakistan, Rusia dan Tajikistan. Dalam kata sambutannya kepada konferensi ini, Xi Jinping menekankan, bersahabat dengan tetangga merupakan kebijakan yang dipegang oleh Tiongkok. Negara-negara tetangga Afghanistan harus dengan sekuat tenaga mengumpulkan kesepahaman, berkoordinasi dan bekerja sama, mendukung rakyat Afghanistan menciptakan masa depan yang indah.