Upaya Anti-Tiongkok AS Bakal Sia-sia Belaka

2022-04-20 14:18:56  


Gedung Putih AS baru-baru ini mengumumkan akan mengirim Koordinator Urusan Indo-Pasifik Dewan Keamanan Nasional AS (NSC) Kurt Campbell untuk mengunjungi tiga negara Kepulauan Pasifik, termasuk Kepulauan Solomon.



Menurut pandangan umum masyarakat, kunjungan tersebut mempunyai maksud untuk mensabotase perjanjian kerangka kerja sama keamanan Tiongkok dan Kepulauan Solomon. Perjanjian tersebut ditandatangani oleh kedua belah pihak belum lama yang lalu di atas dasar prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan, tujuannya adalah untuk membantu Kepulauan Solomon meningkatkan pemberdayaan keamanan serta mendorong kestabilan dan ketenteraman sosial setempat. Kerja sama tersebut sesuai dengan hukum internasional dan peraturan internasional, dan tidak ditujukan kepada pihak ketiga, namun perjanjian tersebut malah difitnah oleh AS dan Australia sebagai ‘ancaman’ bagi keamanan regional.


Kepulauan negara-negara Pasifik bukanlah ‘halaman belakang’ negara mana pun, terlebih bukan ‘buah catur’ yang dapat dimainkan dalam manipulasi geopolitik. Mereka memiliki kebutuhan yang beragam dalam kerja sama dengan luar negeri, juga memiliki hak untuk secara mandiri memilih mitra kerja samanya. Kepulauan Solomon adalah sebuah negara berdaulat yang merdeka dan bebas bermitra dengan luar negeri. Negeri ini memilih Tiongkok sebagai mitra kerja samanya karena Tiongkok benar-benar dapat memberikan bantuan sesuai kebutuhan mereka. Apa lagi kerja sama itu telah membuahkan hasil positif dan disambut oleh pemerintah dan rakyat setempat.

Dibandingkan dengan Tiongkok, AS tidak pernah mempedulikan keamanan dan perkembangan Kepulauan Solomon, hanya memandangnya sebagai poros strategis untuk melawan Tiongkok atau ‘buah catur’ yang bisa dimainkannya untuk melakukan konfrontasi kelompok.

Fakta telah membuktikan bahwa AS adalah ancaman terbesar bagi keamanan kawasan Asia-Pasifik. Dari pembentukan AUKUS antara AS-Inggris-Australia hingga pengembangan senjata hipersonik, sampai strategi baru NATO yang berencana mengulurkan tanduknya ke kawasan Asia-Pasifik, apa yang dilakukan oleh AS tersebut sudah jelas tengah menggerogoti mekanisme stabilitas yang ada di kawasan ini. Gedung Putih menyebut kunjungan Kurt Campbell ke negara-negara Kepulauan Pasifik kali ini adalah untuk menjaga “kemakmuran, keamanan dan perdamaian” kawasan ini, akan tetapi yang terungkap di depan dunia justru adalah aktingnya yang munafik dan ironis.