Sejilid Buku, Satu Serial Televisi,400 Miliar Jiwa

2022-04-23 14:17:56  

Pada triwulan pertama tahun ini, sebuah serial televise yang ditayangkan CCTV menarik para pemirsa Tiongkok sebanyak lebih dari 400 miliar jiwa. Serial televisi yang berjudul Dunia Manusia berasal dari sebuah novel yang sama namanya. Serial televisi tesebut setelah ditayangkan tak saja terus menduduki peringkat pertama penerimaan waktu emas, juga sangat dipuji para netizen muda Tiongkok. Serial televisi tersebut sangat disambut sehingga di Tiongkok muncul fenomena orangtua rajin menonton, anak-anak terus mengikutinya di internet dan bersama menjajaki cerita di meja makan.

Perusahaan Disney kini telah membeli hak publikasi serial tersebut di luar negeri dan tak lama lagi serial itu akan disiarkan di luar negeri. Maka bagaimana kisah Dunia Manusia itu dan kenapa begitu banyak warga Tiongkok tersentuh?

Serial televisi itu menceritakan 3 generasi keluarga marga Zhou di bagian timurlaut Tiongkok, nasib keluarga itu selalu berubah bersama dengan zaman selama sekitar 50 tahun yang lalu. ayahnya Zhou Zhigang bertahun-tahun mencari nafkah dengan meninggalkan kampung halaman dan bekerja di sebuah pabrik di daerah pegunungan Tiongkok baratdaya. Ibunya Li Shuhua adalah seorang ibu rumahtangga yang rajin dan baik hati. Anak sulung Zhou Bingyi adalah seorang pemuda yang turun ke dasa untuk membantu pembangunan pedesaan dan nasibnya naik turun dalam reformasi. Puteri sulung Zhou Rong tinggal di desa yang terpencil dengan mengikuti suaminya, kemudian ia memperoleh gelar doktor dan menjadi seorang dosen. Anak busung Zhou Bingkun memadu cinta dengan Zhen Juan yang cantik tapi naas nasibnya. Ia pernah bekerja sebagai seorang buruh dan setelah terkena PHK ia pernah membuka sebuiah restoran dan ia selalu membantu tetangganya maju bersama dalam kehidupan awamnya. 

Setelah serial televisi itu menjadi populer, para pemirsa beramai-ramai membeli novel Dunia Manusia sehingga buku novel itu menjadi sangat laris. Penulis novel itu adalah sastrawan terkena Liang Xiaosheng yang berumur 73 tahun. Karyanya pada tahun 2019 pernah meraih Hadiah Sastra Maodun, penghragaan kesastraan tertinggi di Tiongkok. Liang Xiaosheng mengatakan, saudara saudari marga Zhou dan ayahnya dalam buku itu adalah sosok sanak keluarganya. Ia ingin melalui buku itu menulis perubahan yang dialami warga Tiongkok selama puluhan tahun ini dan bagaimana Tiongkok berkembang sampai hari ini setahap demi setahap. Ia mengatakan, dirinya selalu merasa perlu dengan buku itu memberikan salut kepada para buruh generasi itu.