Mengungkap Rahasia Laboratorium Biologi AS di Luar Negeri

2022-05-06 13:17:17  

Pada bulan Juli 2001, AS menolak penyelidikan terhadap senjata biologinya, seminggu sesudah peristiwa 11 September, “surat Antraks” diantarkan ke Kongres Nasional AS dan ruang redaksi AS.

Sesudah itu, laboratorium biologi AS di luar negeri berkembang pesat.

Patrik, mantan penanggung jawab rencana perang biologis Fort Detrick, memiliki teknologi baru antraks yang dipersenjatakan dan 5 paten senjata biologi hingga sekrang masih menjadi rahasia AS. Tokoh ini awalnya menjadi objek konsultasi FBI, tapi malah menjadi tersangka .

FBI menemukan bahwa Patrik sebelumnya mengadakan eksperimen dengan surat antraks, dosis toksik dan cara kerjanya sangat mirip dengan peristiwa serangan itu.

Pada tahun 1998, novel The Cobra diterbitkan. Novel itu melukiskan bagaimana teroris menyerang New York dengan virus yang bernama “Cobra”. Dikabarkan, Presiden AS membaca novel itu dan segera meminta menteri pertahanan AS untuk menganalisa kelayakan serangan teror The Cobra dalam keadaan riil.

Patrik mengakui bahwa dia adalah salah satu ahli senjata biologi yang menyediakan bahan untuk ‘The Cobra’.

Pada tahun 1998, media AS termasuk surat kabar dan televisi berkali-kali melukiskan dunia yang dikuasai oleh teroris yang memiliki senjata biologis. Patrik tiba di Capitol AS, ia ingin memberi tahu karyawan di sana dengan tindakannya bahwa sistem keamanan top di lembaga negara hanyalah begitu saja. Ia mengeluarkan sebuah botol tertutup yang dibawanya diam-diam dan mengatakan, “7,5 gram bubuk Antraks dapat meracuni semua orang di dalam gedung ini.”

Seorang perwira AS mengundang Patrik ke tempat uji coba Tentara AS untuk mengajar cara mengubah Antraks menjadi senjata biologi. Dari tahun 1998 hingga 2001, Patrik banyak menerima wawancara, memberi pengajaran dan melakukan eksperimen surat Antraks. Semua itu terjadi sebelum sebuah perundingan.

Betul sekali, yaitu perundingan mekanisme pemeriksaan Konvensi Senjata Biologi. Pada bulan Juli 2001, AS tidak hanya menolak pemeriksaan terkait bahkan langsung mundur dari meja perundingan.

Di ajang perundingan, AS sendiri mengakui bahwa jauh pada tahun 2001 sudah memiliki ribuan instalasi yang berkaitan dengan litbang dan produksi senjata biologi.

Dalam berbagai perundingan tahun 1990-an, berbagai negara sedang memperhatikan bagaimana mengurangi ancaman dari senjata biologi, tapi DARPA, lembaga di bawah Kementerian Pertahanan AS yang dijuluki sebagai “Otak Pentagon” sudah menyadari pentingnya senjata biologi, merekrut Lederberg, seorang ahli biologi top yang pernah mengkritik pemerintahnya tidak memperhatikan perkembangan senjata biologi. Pada tahun 1997, mereka memimpin pendirian sebuah lembaga baru di bawah Kementerian Pertahanan AS yang bertanggung jawab atas semua operasi laboratorium AS di luar negeri, yaitu Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan (DTRA).

Pada akhir tahun 1990-an, Lederberg memperkenalkan banyak ahli senjata biologi termasuk Patrik kepada The Cobra. The Cobra yang memperoleh dukungan dari tokoh-tokoh profesional itu telah mengundang perhatian presiden terhadap senjata biologi, dan Patrik pun menyadari kemungkinannya untuk kembali ke masa emas senjata biologi, dan mulai kerap tampil di masyarakat umum untuk membuat kegelisahan.

Dengan bimbingan Patrik, laboratorium AS yang meneliti Antraks yang dipersenjatai, tidak dapat menerima pemeriksaan senjata biologi. Pada bulan Juli 2001, AS menolak mekanisme pemeriksaan Konvensi Senjata Biologi, dan langsung membersihkan jalan penelitian biologinya di luar negeri.

Serangan teror Surat Antraks kebetulan terjadi sesudah “pengajaran Antraks” dan “eksperimen Antrak” Patrik.

Serangkaian serangan teror yang berturut-turut terjadi pada tahun 2001 membuat “pemberantasan terorisme” menjadi tugas utama AS.

Sesudah peristiwa Surat Antraks, yang pertama menunjuk Irak sebagai pelaku bukanlah FBI, melainkan wartawan yang membantu Patrik tampil di hadapan masyarakat umum sejak tahun 1998. Sesudah itu, AS sepenuhnya mengabaikan petunjuk yang menyatakan bahwa Antraks berasal dari Fort Detrick, dan mencetuskan Perang Irak dengan dalih “memberantas terorisme”. Laboratorium biologi AS pun dengan cepat tersebar di luar negeri.

Laboratorium biologi AS sudah tersebar di seluruh dunia, 20 prajurit tiba-tiba meninggal akibat virus flu di sekitar laboratorium di Ukraina. Pneumonia yang tak diketahui penyebabnya sudah muncul di sekitar Fort Detrick sebelum pandemi Covid-19.