Kemenlu Tiongkok: AS Terus Berbohong Demi Tutupi Kebohongan Lainnya

2022-05-26 10:54:17  

Menanggapi perkataan jubir Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin pada hari Rabu kemarin (25/6) menunjukkan, sebelumnya, pihak yang menuntut Komisioner Tinggi HAM PBB untuk berkunjung ke Xinjiang adalah AS, sekarang sebaliknya, yang bersikeras menentang kunjungan Komisioner Tinggi HAM PBB tetap adalah AS. Penyebab dari sikapnya yang berubah-ubah itu sangatlah jelas, AS terpaksa harus terus berbohong demi menutupi kebohongannya yang sudah-sudah.


Jubir Departemen Luar Negeri AS menyebut, pihak AS tidak yakin bahwa Komisioner Tinggi Michelle Bachelet akan melakukan evaluasi yang ‘komprehensif, mandiri dan tidak termanipulasi’ terhadap keadaan HAM di Xinjiang, dan menyebut bahwa dalam keadaan tersebut, kunjungan Bachelet ke Tiongkok adalah sebuah tindakan yang salah.

Terkait hal tersebut, di depan jumpa pers yang digelar kemarin, Wang Wenbin menekankan bahwa pendirian Tiongkok terhadap masalah kunjungan Komisioner Tinggi HAM PBB selalu konsisten, Tiongkok tidak hanya menyambut kunjungan Komisioner Tinggi HAM PBB, juga menyambut kunjungan tokoh-tokoh berbagai kalangan mancanegara ke Xinjiang, untuk mengenal dan memahami Xinjiang yang sebenarnya. Sementara itu, Tiongkok juga menentang penyelidikan bergaya asas praduga bersalah, pendirian Tiongkok tersebut selalu konsisten. Sebaliknya, sikap AS dalam masalah kunjungan Komisioner Tinggi HAM PBB ke Tiongkok sering berubah-ubah.

“AS takut kebohongannya seputar genosida dan kerja paksa di Xinjiang terungkap di depan masyarakat internasional, maka ia terpaksa membuat lebih banyak kebohongan dengan mencoreng Tiongkok untuk menyesatkan masyarakat internasional. Namun berapa pun banyaknya kebohongan yang dibuat AS, tetap tak dapat menutupi fakta ketenteraman dan kemakmuran masyarakat Xinjiang serta kehidupan bahagia dan kesejahteraan rakyat Xinjiang, yang ada hanya akan mengungkapkan wajah asli AS yang mempolitisasi dan menginstrumentalisasi masalah HAM,” tutur Wang.

Wang Wenbin menunjukkan pula bahwa agenda Bachelet selama kunjungannya di Tiongkok diatur berdasarkan keinginannya sendiri serta konsultasi penuh kedua pihak.