Kemenlu Tiongkok Tanggapi Pidato Antony Blinken tentang Kebijakan AS terhadap Tiongkok

2022-06-02 11:12:01  

Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dalam pidatonya terkait kebijakan AS terhadap Tiongkok menyatakan bahwa strategi pemerintah Biden dapat diringkas sebagai ‘investasi, aliansi dan kompetisi’. Menanggapi hal tersebut, jubir Kemenlu Tiongkok Zhao Lijian menyatakan, pidato Blinken terkait kabijakan AS terhadap Tiongkok tersebut bagaikan ‘mengisi arak lama ke dalam botol baru’, apa yang mereka sebut sebagai ‘tiga poin’ tidak mengandung hal yang baru, hanyalah duplikasi dari ‘metode tripartisi’ AS sebelumnya yaitu ‘kompetisi, konfrontasi dan kerja sama’, pada hakikinya sama yaitu menggunakan seluruh sumber daya di dalam dan luar negeri AS untuk mengepung dan menekan Tiongkok secara menyeluruh. 

Zhao Lijian menunjukkan, Tiongkok selalu berpendapat, membangun dunia yang saling terhubung, multipolar dan inklusif, aman dan berbagi bersama adalah tugas dan kewajiban yang harus dipikul Tiongkok dan AS. Bagaimana menangani hubungan satu sama lain adalah pertanyaan abad yang harus dijawab dengan baik oleh kedua pihak.   

Zhao Lijian menekankan, “Kami bersedia melihat AS mewujudkan pembangunan negaranya sendiri melalui investasi yang sehat, akan tetapi AS tidak boleh memandang Tiongkok sebagai ‘musuh imajinasi’ untuk membangkitkan semangat nasionalnya sendiri. Bagaimana meningkatkan daya inovasi dan perdagangan negaranya adalah masalah AS sendiri, tidak boleh memanfaatkan Tiongkok sebagai alasan, bahkan menekan, mengintervensi urusan dalam negeri dan merugikan kepentingan Tiongkok. Apabila terjadi hal serupa, sudah pasti akan ditentang tegas oleh pihak Tiongkok. 

Zhao Lijian menekankan, Tiongkok tidak mencampuri koordinasi dan kerja sama normal AS dengan sekutunya, tetapi hubungan semacam ini tidak boleh tertuju dan merugikan kepentingan pihak ketiga, tidak boleh melanggar patokan hubungan internasional. AS bersama sekutunya mendirikan ‘aliansi anti Tiongkok’, baik ‘Strategi Indo-Pasifik’ maupun ‘Mekanisme Quad’, ataupun kemitraan keamanan trilateral AS, Inggris, Australia (AUKUS), semuanya adalah ‘lingkaran kecil’ yang tertutup dan mengesampingkan pihak lain, semua adalah peninggalan dari mentalitas Perang Dingin dan Game Zero Sum. Tindakan AS tidak akan didukung oleh masyarakat internasional dan pasti akan mengalami kegagalan.    

Zhao Lijian menekankan, Tiongkok tidak menyangkal bahwa di antara Tiongkok dan AS terdapat persaingan di bidang ekonomi dan perdagangan, namun hubungan Tiongkok-AS tidak boleh didefinisikan sebagai ‘persaingan’, tidak boleh melakukan persaingan yang tidak sehat, juga tidak boleh melakukan perlawanan antar negara besar dengan alasan persaingan. AS menyebutnya sebagai ‘persaingan’, tetapi tindakan yang dilakukannya adalah menggeneralisasi konsep keamanan nasional, melakukan sanksi sepihak, yurisdiksi lengan panjang dan melepaskan keterkaitan. Hal ini dengan serius merugikan hak dan kepentingan sah perusahaan Tiongkok, serta merampas hak pembangunan negara lain. Ini bukanlah ‘persaingan yang bertanggung jawab’, melainkan pemerasan yang tak terbatas. Apabila AS selalu mendefinisikan hubungan Tiongkok-AS dengan persaingan antar negara besar dan kalah menang sebagai target kebijakannya, hal itu hanya akan mengakibatkan hubungan Tiongkok-AS berkembang menjadi konfrontasi, dan mendorong dunia menuju perpecahan dan kekacauan. 

“Dewasa ini, hubungan Tiongkok-AS sedang berada di persimpangan jalan yang penting. Pihak AS hendaknya mengambil pilihan yang tepat, jangan bermain kata dan sungguh-sungguh melaksanakan Tiga Prinsip, yaitu saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, bekerja sama dan menang bersama, melaksanakan pernyataan Presiden Biden terkait hubungan Tiongkok-AS yaitu ‘empat tidak dan satu tidak berniat’. AS hendaknya bertindak searah dengan Tiongkok dan menemukan cara tepat untuk menangani hubungan Tiongkok-AS di era baru, demi menyejahterakan rakyat kedua negara maupun seluruh dunia”, ujar Zhao Lijian.