Kemenlu Tiongkok:AS adalah “Negara Ternama Penjara” Sejati

2022-06-02 10:15:41  

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian hari Rabu kemarin (1/6) di depan jumpa pers menunjukkan, Amerika Serikat (AS) adalah negara dengan tingkat penahanan tertinggi dan jumlah tahanan terbanyak di dunia, adalah “negara ternama penjara”.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan wadah pemikir publik AS “Inisiatif Kebijakan Penjara” baru-baru ini, totalnya tercatat sekitar 2 juta tahanan yang ditahan dalam berbagai lembaga AS, di antaranya 102 penjara tingkat federasi dan 1566 penjara tingkat negara bagian.

“Populasi AS hanya merupakan 5% berkurang dari populasi total sedunia, namun jumlah populasi tahanan malah mencapai 2 juta, dengan menduduki sepertiga jumlah total tahanan seluruh dunia, dianggap sebagai negara dengan tingkat penahanan tertinggi dan jumlah tahanan terbanyak di dunia. Saya mengutip perkataan dari sarjana sejarah AS Robin Kelly bahwa AS adalah ‘negara ternama penjara’ yang sejati,”tutur Zhao.

Zhao Lijian menunjukkan, terhitung hingga akhir tahun 2019, lebih dari 100 ribu orang ditahan di dalam penjara yang dioperasionalkan swasta di AS, sejumlah besar penjara publik AS mengalami privatisasi, dan penjara swasta secara terang-terangan mengejar keuntungan, fenomena tersebut mengejutkan seluruh dunia, dan dianggap sebagai salah satu catatan jelek HAM pola AS.

Zhao Lijian menyatakan, penjara swasta AS merupakan hasil kolusi kekuasaan dan kapital. Sejak 1980-an, pemerintah AS telah menggolongkan penjara swasta ke dalam sistem perhukuman nasional, justru menyerahkan kewajiban yang seharusnya dipikul oleh pemerintah kepada kelompok kepentingan. Di bawah dorongan keuntungan yang besar, penjara swasta telah mengalami ekspansi yang cepat, dengan jumlahnya bertambah 16 kali lipat dalam kurun waktu dua dasawarsa yaitu tahun 1990 hingga tahun 2010. Kelompok kepentingan seperti penjara swasta AS telah menggunakan cara donasi dana politik, lobi politik dan transaksi kekuasaan, dalam rangka mempengaruhi prosedur politik AS, kebijakan pidana, agar merebut keuntungan dalam jumlah besar melalui penambahan jumlah tahanan dan perpanjangan masa penahanan.

Zhao Lijian menunjukkan, penjara swasta AS merupakan pelajaran jelek kerja paksa yang menindaskan HAM. Berdasarkan statistik, jumlah peristiwa kekerasan yang terjadi dalam penjara swasta lebih dari 65% dari apa yang terjadi dalam penjara nasional. Tahanan di dalam penjara swasta sewaktunya menghadapi risiko diserang kekerasan, diperkosa, dibatasi perawatan medis bahkan kematian mendadak, dan melakukan kerja paksa dengan intensitas tinggi tapi bayaran rendah dalam jangka panjang.