AS Kembali Mainkan “Kartu Taiwan” , Tapi Tetap Sia-sia Belaka

2022-06-03 11:06:43  

Deputi Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (AS) Sarah Bianchi telah mengadakan pertemuan secara virtual dengan representatif daerah Taiwan pada hari Rabu kemarin (1/6), yang mengumumkan menghidupkan apa yang disebut “inisiatif perdagangan abad ke-21” AS dan daerah Taiwan. Hal tersebut merupakan skenario politik lagi yang dimainkan AS dan daerah Taiwan atas nama ekonomi dan perdagangan, sebenarnya tetap merupakan siasat lama yang “menindas Tiongkok dengan menggunakan masalah Taiwan”. Tindakan AS tersebut langsung melanggar komitmennya yang tercantum dalam tiga Komunike Bersama Tiongkok dan AS, hanyalah akan mengarahkan hubungan Tiongkok-AS ke dalam keadaan bahaya.

Berdasarkan tiga Komunike Bersama Tiongkok-AS, pihak AS mengakui hanya satu Tiongkok di dunia, Taiwan adalah sebagian dari Tiongkok, pemerintah Republik Rakyat Tiongkok adalah pemerintah sah satu-satunya Tiongkok, dan berkomitmen untuk hanya memelihara kontak tidak resmi dengan daerah Taiwan di bidang kebudayaan dan bisnis. Sudah sangat jelas bahwa prinsip satu Tiongkok adalah prasyarat partisipasi daerah Taiwan ke dalam kerja sama ekonomi luar negeri. Pihak AS yang mencoba menandatangani persetujuan yang bersifat kedaulatan dan resmi, sempat melanggar prinsip satu Tiongkok, tak ragu lagi telah menyampaikan sinyal salah kepada kekuatan separatis “Taiwan Merdeka”. Hal tersebut sekali lagi menunjukkan, pihak AS manis di mulut dan lain di hati, dan kerap kali melanggar komitmennya pada masalah Taiwan.

Yang patut diperhatikan ialah, persis satu minggu menjelang AS dan daerah Taiwan mengumumkan menghidupkan apa yang disebut “inisiatif perdagangan abad ke-21”, pemimpin AS selama kunjungannya di Jepang telah menghidupkan apa yang disebut “Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik”, dan menggembar-gemborkan niatnya untuk melepaskan keterkaitan dengan Tiongkok pada rantai pasokan, dan berkomplotan seputar ekonomi digital, kestabilan rantai pasokan, infrastruktur energi bersih dan anti korupsi. Sementara dikabarkan pula bahwa apa yang disebut “inisiatif perdagangan abad ke-21”AS dan daerah Taiwan pun berencana melakukan kerja sama di bidang perdagangan digital, fasilitasi bea cukai dan anti korupsi.

Hal tersebut telah membuktikan bahwa kedua hal tersebut mempunyai kaitan sangat erat. Bagi pihak berkuasa Taiwan, inisiatif tersebut sebenarnya merupakan sebuah “hadiah menghibur” setelah daerah Taiwan dikeluarkan dari “Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik”. Sementara AS ingin mencoba membentuk “kelompok kecil” di Asia, dan pada sisi lain juga memainkan catur Taiwan. Pendek kata, apa yang disebut “inisiatif” hanya merupakan tindakan penindasan terhadap Tiongkok atas nama kerja sama ekonomi dan perdagangan.

Sebenarnya, AS semakin ingin memainkan macam-macam “kartu Taiwan”, semakin menunjukkan kegagalannya demi menindaskan Tiongkok. Tiongkok seharusnya menyatukan kembali dan semestinya menyatukan kembali, hal tersebut merupakan tren perkembangan historis, siapa dan kekuatan mana pun tidak boleh menghambat. Provokasi bahaya AS tersebut hanya akan membuat pihak berkuasa Taiwan gembira sejenak tapi akhirnya mengalami kegagalan keseluruhan, dan AS dirinya pun dilabelkan kekal sebagai negara yang melanggar komitmennya.