Pejabat AS Ungkapkan Motif Jahatnya Gembar-Gemborkan Masalah Xinjiang

2022-06-07 11:33:57  

Dalam jumpa pers hari Senin kemarin (6/6), juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian menanggapi perkataan pejabat Amerika Serikat (AS) seputar masalah Xinjiang. Ia menyatakan, ‘genosida’ di Xinjiang yang disebut oleh AS adalah sebuah kebohongan besar yang dibuat oleh politikus AS, adalah hasil dari diplomasi kebohongan AS.

Menurut kabar, penanggung jawab Konsulat Jenderal AS di Guangzhou bidang ekonomi dan politik Sheila Carey bersama Andrew Chira pada sebuah resepsi yang diadakan pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa pemerintah AS berharap, para pengusaha AS dapat ‘memahami’, menggembar-gemborkan masalah kerja paksa, genosida dan penyerangan terhadap masalah HAM dengan memanfaatkan Xinjiang merupakan sebuah ‘pertarungan’ dan sebuah ‘cara yang efektif’, tujuannya adalah mendorong pemerintah Tiongkok ‘terjerumus dalam kesulitan’.

Menanggapi hal tersebut, Zhao Lijian mengatakan, “Jauh pada tahun 2018, mantan pejabat tinggi pemerintah AS Lawrence Wilkerson sudah mengakui bahwa cara terbaik AS untuk merusak kestabilan Tiongkok ialah dengan memicu keguncangan di Xinjiang, menghasut warga etnis Uighur, serta mengacaukan Tiongkok dari dalam. Mantan penerjemah Biro Penyelidikan Federal (FBI) Edmunds pada tahun 2015 pun pernah mengungkapkan bahwa AS sama sekali tidak mempedulikan kepentingan rakyat Xinjiang, mereka menyebut ‘Xinjiang melakukan pembantaian dan penganiayaan terhadap etnis minoritas’ bertujuan untuk mengacaukan Xinjiang”, tutur Zhao.

Zhao Lijian menekankan, saat ini, persatuan berbagai etnis, ketenteraman sosial dan kemakmuran ekonomi di Xinjiang merupakan balasan terbaik dan terkuat terhadap kebohongan yang disebarkan oleh AS seputar Xinjiang. Niat jabat AS yang mencoba merusak keharmonisan dan ketenteraman Xinjiang, serta menghambat pembangunan Tiongkok tak akan berhasil.