Pejabat AS Kembali Sebarkan Rumor ‘Kerja Paksa’

2022-06-09 12:01:59  

Dalam jumpa pers hari Rabu kemarin (8/6), jubir Kemenlu Tiongkok Zhao Lijian menunjukkan, Xinjiang adalah pangkalan produksi bahan dasar industri fotovoltaik terpenting di dunia. AS yang membuat kebohongan tentang kerja paksa bertujuan jahat menekan keunggulan kompetitif industri Xinjiang dan memindahkan industri fotovoltaik keluar dari Tiongkok melalui manipulasi politik.

Dikabarkan, Wakil Perdagangan AS Katherine Chi Tai menyatakan, sebanyak 85 persen panel surya bergantung pada Tiongkok, rantai industri terkait pun tersebar di seluruh Xinjiang, tapi di situ terdapat masalah kerja paksa yang sangat serius.

Menanggapi kata-kata terkait Katherine Chi Tai, Zhao Lijian menyatakan, yang mereka sebut dengan adanya kerja paksa di Xinjiang Tiongkok sama sekali adalah sebuah kebohongan terbesar di abad ini. AS sengaja membuat dan menyebarkan rumor kerja paksa di Xinjiang, tujuannya adalah menyingkirkan Tiongkok agar keluar dari rantai pasokan dan rantai industri global.

Zhao Lijian menunjukkan, jika membicarakan tentang kerja paksa, AS seharusnya melihat sejarah dan realitasnya sendiri, AS mempunyai dosa asal perdagangan budak, dan sampai saat ini pun masih menjadi daerah perdagangan manusia dan kerja paksa terserius. Saat ini, AS masih belum mengesahkan Konvensi Kerja Paksa Tahun 1930, Konvensi Hak-hak Anak PBB dan Kovensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Setiap tahun, AS memperdagangkan 100 ribu orang untuk kerja paksa. Sejauh ini, setidaknya terdapat 500 ribu orang yang sedang mengalami perbudakan di AS. Sejumlah besar anak-anak terlibat dalam pekerjaan pertanian di AS, dan banyak anak-anak yang mulai bekerja dari usia 8 tahun.

Pada April tahun 2021, pelapor khusus Dewan HAM PBB untuk Dampak Negatif dari Tindakan Pemaksaan Sepihak terhadap HAM dan tim kerja masalah penahanan sewenang-wenang dalam pernyataan bersama mereka menunjukkan, melalui ancaman dan sanksi, AS memaksa warga asing bekerja, melanggar kepentingan sah personel terkait, serta dengan serius melanggar semangat kemanusiaan dan hukum internasional.

Zhao Lijian menekankan, tindakan yang diambil oleh AS hanya akan menekan perdagangan normal fotovoltaik, mengacaukan rantai pasokan normal, dan merusak upaya dunia dalam menangani perubahan iklim, hal ini juga akan merusak kepentingannya sendiri. Tiongkok akan terus mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk dengan tegas melindungi kepentingan sah perusahaan-perusahaan Tiongkok seperti sebelumnya.