Kemenlu Tiongkok: Perkataan Menhan AS Penuh Niat Jahat

2022-06-14 11:02:21  

Menanggapi perkataan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang mencoreng Tiongkok, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin hari Senin kemarin (13/6) di depan jumpa pers menekankan, pihak AS kerap kali menyebarkan informasi palsu yang mencoreng Tiongkok, dan hal ini hanyalah akan lebih lanjut mengungkapkan niat jahatnya yang provokatif dan tampan aslinya yang hegemonis.

Dikabarkan, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin baru-baru ini dalam pidatonya di depan pertemuan Dialog Shangri-La (SLD) ke-19 berujar bahwa Tiongkok semakin koersif dan agresif ketika mengklaim wilayah di Laut Timur dan Laut Tiongkok Selatan (LTS), dan risiko Selat Taiwan semakin meningkat. Dia menyatakan pula bahwa AS mempertahankan pendirian kebijakan satu Tiongkok, AS tidak mengupayakan konfrontasi dan konflik, tidak ingin melancarkan perang dingin baru, tidak ingin membuat “NATO versi Asia” atau membikin kelompok berlawanan regional.


Wang Wenbin menyatakan, ancaman terbesar yang dihadapi perdamaian dan kestabilan Selat Taiwan justru berasal dari aktivitas separatis yang nekat dilakukan oleh kekuatan “Taiwan Merdeka” serta dukungan dari pihak AS.

“Adalah ASlah yang selama ini terus meniadakan makna prinsip satu Tiongkok, terus mundur dari komitmennya. AS telah melonggarkan pembatasan kontak resminya dengan daerah Taiwan dan terus meningkatkan skala penjualan senjata yang semakin canggih kepada daerah Taiwan. Sementara itu, AS juga membantu Taiwan meningkatkan apa yang disebut ‘ruangan internasional’, bahkan maju ke depan untuk membantu Taiwan memelihara ‘hubungan diplomatik’ dengan luar negeri. Perbuatan salah AS tersebut justru menyampaikan sinyal salah kepada kekuatan ‘Taiwan Merdeka’, merusak saling percaya Tiongkok dan AS, dan mengguncang perdamaian Selat Taiwan, ” tutur Wang.

Wang Wenbin menunjukkan, AS masih dianggap sebagai dalang terbesar militerisasi kawasan Asia Pasifik. AS secara rutin menempatkan sejumlah besar pesawat tempur dan armada kapal perang di LTS, bahkan kerap kali memalsukan identitas kode pesawat penumpang sipil negara lain, dan belum lama yang lalu telah terjadi kecelakaan “tabrakan” kapal selam nuklir di LTS. Berdasarkan statistik lembaga profesional, aksi pengintaian militer yang dilakukan oleh AS di dekat perairan Tiongkok bertambah dua kali libat dibandingkan belasan tahun yang lalu. Sejak memasuki tahun ini, kapal militer AS rata-rata sebulan sekali melintasi selat Taiwan, pesawat tempur AS pun kerap kali melakukan pengintaian dekat dan provokasi dalam intensitas yang tinggi.

“Kami mendesak AS berbuat sesuai dengan apa yang dikatakannya, dengan sungguh-sungguh melaksanakan pendiriannya yang tidak mengupayakan konfrontasi dan konflik, tidak mengupayakan perang dingin baru serta tidak mengupayakan pembentukan ‘NATO versi Asia’ atau membentuk kelompok berlawanan di kawasan ini, menghentikan penyebaran ucapan dan tindakan yang memicu perpecahan dan konfrontasi,” ujar Wang.