Sekjen PBB: Perhatikan "Krisis Kesehatan Mental Global"

2022-06-19 11:16:33  


Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres Jumat lalu (17/6) memperingatkan bahwa hampir 1 miliar orang di seluruh dunia, termasuk jutaan anak-anak dan remaja, menghadapi kondisi kesehatan mental. Krisis keamanan mental global ini makin serius akibat pandemi Covid-19. Dia menghimbau pemerintah berbagai negara mementingkan masalah ini. 

Dalam pidato videonya pada peluncuran Laporan Kesehatan Mental Dunia 2022: Mentransformasi Kesehatan Mental Untuk Semua Orang(World Mental Health Report 2022: Transforming Mental Health For All), Guterres mengatakan bahwa hampir 1 miliar orang di seluruh dunia, termasuk jutaan anak-anak dan remaja menghadapi kondisi kesehatan mental, mayoritas dari mereka tidak memiliki akses untuk mendapat pengobatan. "Layanan mungkin tidak tersedia atau tidak terjangkau. Stigmatisasi kepada penyakit terkait juga menghalangi orang untuk mencari bantuan," tuturnya.

Guterres mengatakan bahwa orang yang jatuh penyakit kesehatan mental lebih mudah menghadapi risiko pelecehan fisik dan emosional, penolakan dalam pendidikan dan pekerjaan, serta pelanggaran hak asasi manusia lainnya. "Kerugiannya, baik manusia maupun finansial, sangat besar. Depresi dan kecemasan saja merugikan ekonomi global sekitar 1 triliun dolar AS per tahun."

"Sayangnya, di sebagian besar negara, kesehatan mental masih menjadi ranah kebijakan kesehatan yang paling diabaikan," seperti diperingatkan Guterres

Mengomentari laporan yang disusun oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Guterres mengatakan laporan itu merupakan peta jalan untuk memandu negara-negara dalam meningkatkan sistem kesehatan mental mereka.

"Saya merekomendasikannya kepada pemerintah-pemerintah, dan para pemangku kepentingan kesehatan mental, di mana pun," tutur Guterres.