Direktur Jenderal Asia dan Afrika Kemenlu Tiongkok Paparkan Kebijakan Tiongkok mengenai Timur Tengah

2022-06-20 12:00:33  

Pada hari Kamis kemarin waktu setempat (16/6), Direktur Jenderal Asia dan Afrika Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Di yang sedang berkunjung di Mesir mengadakan jumpa pers di Kairo, serta menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan dari dalam dan luar negeri seputar hubungan Tiongkok dan dunia Arab, hubungan Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) serta dampak situasi Rusia dan Ukraina terhadap Timur Tengah.

Pada hari Kamis kemarin (16/6), Wang Di secara terpisah mengadakan pembicaraan dengan Asisten Menteri Luar Negeri Mesir untuk Urusan Asia dan Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab untuk Urusan Politik Internasional, kedua belah pihak bertukar pendapat seputar hubungan Tiongkok dan Mesir, hubungan Tiongkok dan dunia Arab serta masalah-masalah internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama.

Di depan jumpa pers yang digelar hari itu, pertama-tama Wang Di menanggapi ‘lima butir inisiatif untuk mewujudkan keamanan dan ketenteraman di Timur Tengah’ yang baru-baru ini menjadi perhatian besar negara-negara Timur tengah. “Situasi Timur Tengah sangat rumit, keamanan dan pembangunan telah menghadapi tantangan. Masyarakat internasional hendaknya tidak mengalihkan perhatian terhadap kawasan Timur Tengah, dan hendaknya tidak melonggarkan dukungan kepada rakyat Timur Tengah. Sebagai sahabat sejati negara Timur Tengah, Tiongkok selalu berpegang teguh untuk mendukung negara-negara Timur Tengah bersolidaritas demi menyelesaikan masalah keamanan regional, mendukung rakyat Timur Tengah untuk secara mandiri menjajaki cara pembangunan yang sesuai dengan keadaan negaranya sendiri. Dalam kunjungan kali ini, saya dapat merasakan pengakuan dan harapan negara-negara Timur Tengah terhadap peran Tiongkok dalam urusan regional, Tiongkok akan mempertahankan ‘kedua dukungan’ tersebut, terus mendorong pelaksanaan ‘lima butir inisiatif’, agar dapat memberikan lebih banyak energi positif bagi pembangunan damai di Timur Tengah,” tutur Wang.

Berbicara seputar hubungan Tiongkok dan dunia Arab serta harapan Tiongkok terhadap KTT Tiongkok-Arab pertama, Wang Di menyatakan,

“Sama seperti sebuah ucapan di Tiongkok, ‘sahabat sejati tidak akan tersesat dalam kesulitan’, menghadapi perubahan situasi yang sebelumnya belum pernah ada dalam seabad ini dan munculnya pandemi yang serius, hubungan Tiongkok dan dunia Arab semakin erat, semakin kukuh dan semakin berkembang, telah menjadi panutan bagi kerja sama bersolidaritas negara-negara berkembang. Tiongkok berharap dapat bersama dengan pihak Arab, menggelar KTT Tiongkok-Arab dengan baik, bersama membahas rancangan pembangunan hubungan Tiongkok dan Arab, dan bersama mencetak peta biru kerja sama masa depan; mengupayakan kesepahaman seputar masalah-masalah penting internasional dan regional, dengan aksi yang terkoordinasi mendorong pembangunan damai dan kestabilan di Timur Tengah dan seluruh dunia; membentuk komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok dan Arab, mendorong pembangunan bersolidaritas semua negara berkembang, serta memberikan sumbangan bersama Tiongkok dan Arab bagi pembentukan komunitas senasib sepenanggungan umat manusia.”

Menanggapi kerja sama Tiongkok dan negara-negara Timur Tengah seputar masalah demokrasi dan HAM, Wang Di berpendapat bahwa demokrasi dan HAM merupakan nilai bersama seluruh umat manusia, bukan hanya dipegang oleh beberapa negara saja, lebih-lebih bukan hak khusus bagi AS dan Barat. “Kita semua berpendapat bahwa hak hidup dan hak pembangunan adalah HAM prioritas bagi negara-negara berkembang, tanpa pembangunan, HAM yang lain dan demokrasi pun tidak berarti. Rakyat Tiongkok dan negara-negara Timur Tengah berhak mengejar kehidupan yang layak, pemerintah Tiongkok dan negara-negara Timur Tengah wajib mewujudkan harapan rakyatnya terhadap kebahagiaan. Tiongkok dan negara-negara Timur Tengah selalu dengan teguh saling mendukung dalam masalah demokrasi dan HAM, serta menentang politisasi dan instrumentalisasi masalah demokrasi dan HAM oleh AS dan Barat. Kita hendaknya terus mengembangkan tradisi tersebut, bersama memelihara prinsip untuk tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain, bersama memelihara kepentingan bersama negara-negara berkembang, dan mendorong perkembangan sehat usaha HAM internasional.”

Mengenai situasi Rusia dan Ukraina dewasa ini, Wang Di memperkenalkan bahwa mayoritas di antara 190 lebih negara di dunia mendukung perundingan dan perdamaian, 140 lebih negara termasuk Tiongkok dan negara-negara Timur Tengah tidak berpartisipasi dalam pengenaan sanksi terhadap Rusia, dan hal tersebut telah membentangkan pendirian yang nyata kepada dunia. “Tiongkok dan negara-negara Timur Tengah memiliki pendirian yang hampir sama dalam konflik Rusia dan Ukraina, mempunyai kesepahaman luas di bidang pendorongan gencatan senjata, dan menentang pengenaan sanksi sepihak. Tiongkok bersedia bersama dengan negara-negara Timur Tengah, terus mengembangkan keunggulannya masing-masing, dalam rangka mendorong penyelesaian perselisihan melalui dialog dan mendorong peredaan konflik Rusia dan Ukraina; memprioritaskan penanganan tantangan mendesak seperti energi, bahan pangan, dan keuangan, serta menimbang dan menghindari dampak negatif akibat pengenaan sanksi sepihak. Kita hendaknya meningkatkan komunikasi dan koordinasi, mempraktikkan multilateralisme sejati, menentang unilateralisme dan hegemonisme, menentang kelompok politik dan konfrontasi kelompok, serta bersama memelihara kepentingan bersama negara-negara berkembang ,” ujar Wang.