Wakil Tetap Tiongkok untuk WTO: Tiongkok Pertahankan Multilateralisme Sejati

2022-06-20 12:33:30  



 Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-12 ditutup di Jenewa, Swiss beberapa hari yang lalu dan telah mencapai hasil yang luar biasa. Wakil Tetap Tiongkok untuk WTO Li Chenggang dalam wawancara khususnya dengan CMG menyatakan, konferensi dapat mencapai hasil, namun hal ini tidak terlepas dari para anggota WTO yang saling mendukung dan saling berkompromi, sepenuhnya memanifestasikan solidaritas, kerja sama dan tekad bersama para anggota WTO dalam mengatasi kesulitan. Tiongkok memainkan peranan konstruktif dan menjadi teladan dalam perundingan, telah memainkan peran sebagai koordinator luas. Duta Besar Li menekankan, mempertahankan multilateralisme sejati dan mempertahankan sistem perdagangan multilateral yang berintikan WTO merupakan tujuan yang diusahakan oleh Tiongkok.

Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-12 digelar dengan sukses di Jenewa, Swiss dari tanggal 12-17 Juni lalu. Melalui beberapa putaran perundingan dan perdebatan yang sengit, pada akhirnya dicapai hasil 1 plus 4. ‘1’ adalah ‘Dokumen Hasil Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-12’, berbagai pihak menegaskan kembali untuk meningkatkan sistem perdagangan multilateral yang berintikan WTO, dan mendorong reformasi yang diperlukan oleh WTO. ‘4’ adalah kesepahaman yang dicapai dari 4 bidang antara lain perlawanan wabah, subisidi perikanan, ketahanan pangan dan e-commerce.

Li Chenggang menyatakan, WTO menaati prinsip mufakat. Kesuksesan konferensi kali ini tidak terlepas dari para anggota WTO yang saling mendukung dan saling berkompromi. Tiongkok memainkan peranan konstruktif dalam konferensi ini.

Dirinya berpendapat bahwa Tiongkok adalah peserta yang konstruktif dalam proses perkembangan konferensi. Terkait dengan semua topik, Tiongkok sebagai anggota mempunyai pendiriannya sendiri, tapi di samping itu Tiongkok juga mempunyai gambaran secara keseluruhan. Gamabran keseluruhan Tiongkok adalah multilateralisme sejati, maka Tiongkok mencari keseimbangan antara kepentingan para anggota dan kepentingan Tiongkok. Terkadang Tiongkok perlu menahan kebutuhannya sendiri untuk mencapai kesepakatan bersama antar para anggota.

Li Chenggang mengatakan, sikap konstruktif semacam ini ditunjukkan Tiongkok di berbagai bidang termasuk pengecualian hak intelektual vaksin virus Corona, reformasi WTO dan subsidi perikanan. Misalnya dalam masalah pengecualian HakI vaksin virus Corona, untuk mendorong tercapainya persetujuan, di satu sisi, Tiongkok menggolongkan vaksin virus Corona yang dilitbang oleh Tiongkok sendiri ke dalam lingkup pengecualian, di sisi lain, setelah ditangani secara rasional, Tiongkok juga berjanji untuk melepaskan fleksibilitas pengecualian HakI vaksin virus Corona, tidak bersaing dengan negara berkembang dan tidak mengupayakan keuntungan.

WTO terdiri dari 164 anggota, keanekaragaman ekonominya sangat menonjol, namun setiap peraturan perlu mendapat kesepakatan dari para anggota, maka prosesnya sangat sulit. Li Chenggang menunjukkan, dalam konferensi kali ini, Tiongkok juga memainkan peran sebagai koordinator luas. Tiongkok tidak saja menjadi jembatan antara negara berkembang dan negara industri, tapi juga menjadi jembatan antar anggota yang skala ekonominya berbeda-beda, bahkan di sejumlah masalah terkait dengan negara-negara maju,  Tiongkok pun mengambil andil dalam koordinasi sebagai sebuah ekonomi besar.

Duta Besar Li menekankan, sejak bergabung dalam WTO pada 20 tahun yang lalu, seiring dengan perkembangannya, Tiongkok memainkan peranan yang semakin penting di platform multilateral WTO, juga memikul tanggung jawab yang semakin besar. Mempertahankan multilateralisme sejati dan mempertahankan sistem perdagangan multilateral yang berintikan WTO selalu menjadi target yang diupayakan oleh Tiongkok.