Kemenlu Tiongkok: Kasus Assange Cerminkan Kemunafikan AS dan Inggris

2022-06-21 12:34:27  

Hari Jumat kemarin (17/6), Menteri Urusan Dalam Negeri Inggris telah meratifikasi ekstradisi Julian Assange, pendiri Wikileaks ke Amerika Serikat (AS). Menanggapi hal tersebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin hari Senin kemarin (20/6) di depan jumpa pers menyatakan, kasus Assange merupakan sebuah cermin, yang sempat mengungkapkan kemunafikan “kebebasan pers” yang digembar-gemborkan oleh AS dan Inggris.

Wang Wenbin menunjukkan, Inggris beraksi cepat dan kooperatif dengan AS untuk menahan dan mengekstradisi Assange dengan sesegera mungkin mengaktifkan prosedur terkait. Hal tersebut sepenuhnya mencerminkan apa yang disebut “kesetiaan” pihak Inggris demi memelihara kemitraan istimewanya dengan AS serta fakta “penindasan trans-nasional” yang dilakukan bersama AS dan Inggris terhadap beberapa tokoh tertentu seperti Assange.


“Kasus Assange merupakan sebuah mirror, di mana tercermin betapa munafiknya AS dan Inggris yang menggembar-gemborkan ‘kebebasan pers’; asas yang dianutnya ialah saat mengungkapkan isu negara lain kebebasan pers akan dihormati sepenuhnya. Akan tetapi, apabila kerahasiaan dirinya sendiri dan para sekutunya yang dibocorkan, maka si pelakunya harus dihukum sekeras-kerasnya tanpa belas kasihan. Dengan kata lain, barang siapa yang mengungkapkan isu negara lain akan diapresiasi sebagai pahlawan, sebaliknya dia adalah penjahat; pengusutan yang dilakukan negara lain terhadap oknum media akan dikecamnya sebagai ‘persekusi politik’, sedangkan kalau penindasan terhadap media dilakukan dirinya, maka tingkah lakunya itu akan dibelanya sebagai ‘bertindak berdasarkan hukum’. Masyarakat internasional sama-sama memperhatikan dan memberi rasa simpati atas keadaan HAM dan nasib Assange. Saya yakin kesetaraan dan keadilan pada akhirnya pasti akan ditegakkan,”tutur Wang.


Wang Wenbin memperkenalkan, laman “Wikileaks” yang didirikan Assange tersebut telah mengungkapkan sejumlah besar informasi rahasia seputar perang Afghanistan dan perang Irak yang dilancarkan AS, mengungkapkan fakta serangan cyber yang dilakukan CIA AS. Oleh karena itulah, pemerintah AS selama belasan tahun yang lalu telah merekayasa beberapa tuduhan antara lain pelecehan seksual, kejahatan spionase serta penyalahgunaan komputer demi melakukan penindasan konsisten dan tak segan-segan terhadap Assange.