Kemenlu Tiongkok: Masalah Pengungsi Dunia Makin Memburuk, AS dan Barat Adalah Biang Keroknya

2022-06-21 13:49:44  

Tanggal 20 Juni adalah Hari Pengungsi Dunia ke-22. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin dalam jumpa pers hari Senin kemarin (20/6) menunjukkan bahwa sebagian negara Barat yang dikepalai Amerika Serikat (AS) sejak lama mengekspor perang dan kekacauan, mengintervensi urusan dalam negeri negara lain, membuat bencana kemanusiaan, merupakan biang keladi masalah pengungsi.

Wang Wenbin memperkenalkan bahwa laporan tahunan yang diumumkan Program PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) belakangan ini menunjukkan jumlah total pengungsi yang melarikan diri dari negara mereka karena konflik atau kekerasan mencapai 100 juta orang untuk pertama kalinya. Data survei terbaru Yayasan Kanak-kanak PBB (UNICEF) menunjukkan sampai akhir tahun 2021, anak-anak yang terlantar karena konflik, kekerasan dan krisis lain mencapai 36,5 juta orang, merupakan rekor tertinggi sejak Perang Dunia II. Wang Wenbin menunjukkan bahwa data yang menyedihkan tersebut adalah akibat dari agresi dan intervensi yang dilakukan segelintir negara.

“AS melancarkan perang dengan bendera ‘demokrasi’ dan ‘HAM’, lalu hengkang dari porak-poranda yang ditimbulkannya, tapi rakyat di kawasannya terpaksa menjadi pengungsi, dan harus menghadapi kemiskinan dan masa depan yang tidak diketahui nasibnya. AS adalah biang kerok masalah pengungsi dunia, negeri inilah yang terus menginjak-injak HAM dunia. Negara-negara maju yang memiliki sumber daya paling banyak sedang sibuk membangun pagar pemisah, menutup perbatasan dan mengusir pengungsi, ini benar-benar adalah peremehan dan penginjakan biadab terhadap gagasan perlindungan pengungsi.” Wang Wenbin menekankan bahwa hari pengungsi dunia hanya satu hari, tapi kesulitan yang dialami pengungsi terjadi di setiap hari. Tiongkok mendesak negara-negara terkait merenungkan kembali kebiadabannya, dengan sungguh-sungguh menghapuskan akar penyebab pengungsi, bertanggung jawab atas masalah pengungsi. Tiongkok bersedia berusaha bersama dengan masyarakat internasional, mendukung multilateralisme, memainkan peran konstruktif untuk menyempurnakan sistem perlindungan pengungsi global dan mendorong penyelesaian masalah pengungsi.