Fakta Nyata: Daratan Tiongkok dan Taiwan Termasuk Satu Tiongkok

2022-07-06 12:11:37  

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian hari Selasa kemarin (5/7) di depan jumpa pers menunjukkan, berbohong membutuhkan samaran, artikel Institut Perusahaan Amerika (AEI)  barulah kebohongan benar. Konten artikel itu ternyata melanggar akal sehat sejarah dan hukum, sengaja memutar-balikkan fakta, motif di baliknya tak lain adalah untuk menarik perhatian umum, mengosongkan dan mengaburkan prinsip Satu Tiongkok, berkoordinasi dengan kekuatan anti-Tiongkok untuk “mengekang Tiongkok dengan isu Taiwan”, menghasut kekuatan “Taiwan Merdeka” “mengupayakan kemerdekaan dengan mengandalkan AS”.

Baru-baru ini, periset senior AEI, Michael Rubin baru-baru ini dalam artikelnya menyebut bahwa kebijakan Satu Tiongkok adalah kebohongan, Taiwan bukan bagian dari Tiongkok, Perjanjian San Francisco pasca Perang Dunia II menyatakan Jepang melepas kedaulatan terhadap Taiwan dan Kepulauan Penghu, namun tidak menegaskan isu pengalihan kedaulatan.

Zhao Lijian menytakan, apa yang disebut sebagai Perjanjian San Francisco adalah dokumen ilegal dan tidak berlaku yang diumumkan oleh AS dan sejumlah negara dengan Jepang pasca Perang Dunia II, dengan mengesampingkan Republik Rakyat Tiongkok dan Uni Soviet. Pemerintah Tiongkok dari dulu telah menyatakan bahwa Perjanjian San Francisco tanpa partisipasi RRT dalam proses persiapan, penyusunan dan penandatanganan itu dianggap sebagai ilegal dan tidak berlaku, maka tidak mendapat pengakuan. Uni Soviet, Polandia, Cekoslowakia, Korea Utara, Mongolia, Vietnam dan negara lain juga menolak dokumen itu.

Zhao Lijian menekankan, di dunia ini hanya terdapat satu Tiongkok, Taiwan sejak dahulu adalah bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Tiongkok. Meskipun kedua tepi Selat belum disatukan kembali, tapi fakta nyata bahwa Daratan Tiongkok dan Taiwan adalah satu Tiongkok itu tak pernah berubah, kedaulatan dan wilayah Tiongkok tak pernah pecah belah.