Kemenlu Tiongkok Sebut AS sebagai Pendorong Utama Militerisasi Luar Angkasa

2022-07-08 12:01:01  


 


Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian dalam konferensi pers hari Kamis kemarin (7/6) memberikan tanggapan soal fitnahan kepala Badan Penerbangan dan Antariksa AS yakni NASA terkait program antariksa Tiongkok. Zhao Lijian mengatakan, AS hendaknya menghormati kenyataan, berhenti mencoreng Tiongkok, dengan sungguh-sungguh melakukan introspeksi diri terutama wacananya yang negatif di bidang antariksa, benar-benar memikul tanggung jawab sebagai negara besar, dan banyak berbuat hal-hal yang menguntungkan bagi kerja sama Tiongkok dan AS di bidang penerbangan dan antariksa.

Kepala NASA Bill Nelson hari Selasa lalu (5/7) berujar bahwa program antariksa Tiongkok dikembangkan dan dioperasikan oleh tentara, sedangkan pihaknya tengah melakukan program antariksa sipil yang damai, terbuka dan inklusif.

Menanggapi perkataan Nelson tersebut, Zhao Lijian menunjukkan, apa yang dikatakan pejabat tersebut sama sekali memutarbalikkan fakta dan kebenaran. Justru Amerikalah yang berperan sebagai pendorong utama militerisasi luar angkasa. AS menjalankan strategi dominasi luar angkasa dalam jangka panjang, mengembangkan dan menempatkan senjata luar angkasa secara besar-besaran, dan kerap kali melakukan latihan militer di luar angkasa.

“Badan antariksa NASA memiliki hubungan yang tidak terelakkan dengan pihak militer AS. Pada bulan September 2020, NASA menandatangani MoU kerja sama dengan angkatan antariksa AS. Apalagi NASA telah mempekerjakan banyak personel militer. Adapun Nelson juga pernah menjalani dinas militer. Dalam kerja sama internasional, AS selalu melakukannya secara selektif, bahkan telah menggulirkan undang-undang untuk mengenakan sanksi atau menindas lembaga antariksa negara lain.”

Zhao Lijian menegaskan, Tiongkok selalu berpegang teguh pada prinsip memanfaatkan ruang antariksa untuk tujuan damai, dan dengan aktif mendorong kerja sama internasional di bidang antariksa. Sejak awal, Tiongkok melaksanakan program antariksa berawak, Tiongkok selalu mempertahankan prinsip pemanfaatan antariksa untuk tujuan damai, sama derajat dan saling menguntungkan serta berkembang bersama. Dengan bertolak dari prinsip tersebut, Tiongkok telah menandatangani persetujuan kerja sama dengan banyak lembaga antariksa internasional, dan telah mencapai hasil bernas. Misalnya, Tiongkok dan Brasil melakukan kerja sama satelit sumber daya alam yang menjadi teladan dalam kerja sama Selatan-Selatan. 

Selain itu, Tiongkok mendorong pembentukan konstelasi satelit penginderaan jauh antar negara-negara BRICS untuk berbagi data penginderaan dan membantu negara-negara BRICS mengembangkan ekonomi dan sosialnya. Ketika melakukan program eksplorasi bulan alias Program Chang’e-4, wahana antariksa Tiongkok membawa muatan alat-alat sains dari Arab Saudi, Belanda, Jerman dan Swedia dalam rangka melakukan penelitian ilmiah bersama.