Kemenlu Tiongkok Kritik AS Rugikan Kestabilan Rantai Pasok Industri PV

2022-07-09 10:15:44  

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian dalam konferensi pers hari Jumat kemarin (8/7) menyatakan, rapuhnya rantai pasokan industri fotovoltaik (PV) global saat ini terutama disebabkan RUU Pencegahan Kerja Paksa Uighur yang diberlakukan oleh AS dengan dalih apa yang disebut “adanya kerja paksa di Xinjiang” Tiongkok. Dengan pemberlakuan rancangan undang-undang tersebut, AS telah melakukan pengucilan, penindasan dan sanksi sepihak terhadap industri panel tenaga surya Tiongkok.

Zhao Lijian mengatakan, Tiongkok adalah produsen terbesar produk panel tenaga surya, sekaligus negara terbesar dalam penerapan PV. Xinjiang Tiongkok adalah basis terpenting dunia dalam memproduksi polisilicon yang merupakan bahan baku industri PV. Keberhasilan tersebut adalah hasil komprehensif berbagai unsur kondusif, antara lain, bimbingan kebijakan Tiongkok yang berusaha mencapai puncak emisi karbon dan netral karbon, eskalasi teknologi industri nasional serta penurunan ongkos produksi dan dorongan permintaan pasar. Kesuksesan Tiongkok tersebut telah memberikan sumbangan penting terhadap perkembangan industri energi terbarukan dunia.

Zhao Lijian menambahkan, tindakan AS tersebut telah secara serius melanggar hukum pasar dan peraturan pasar, dengan serius merusak ketertiban perdagangan internasional, serta dengan serius merugikan kestabilan rantai pasok industri PV global. AS harus segera menghentikan penyebaran kebohongan dan membatalkan hukum yang berniat jahat.