AS Sebaiknya Tinjau Kembali Tujuan Awal Jalin Hubungan dengan Tiongkok

2022-07-11 13:59:28  

Pemerintah sekarang AS Sejak naik panggung berkali-kali menyatakan ingin memasang ‘pagar pembatas’ bagi hubungan Tiongkok-AS. Namun apakah ‘pagar pembatas’ itu? AS tidak menjelaskannya dan juga tidak berhak untuk mendefinisikannya secara sepihak. Pertemuan Menlu Tiongkok-AS yang diadakan di Pulau Bali hari Sabtu lalu (9/7) memperlihatkan kepada dunia bahwa ‘pagar pembatas’ hubungan Tiongkok-AS tidak saja sudah lama ada, pihak AS juga harus memikul tanggung jawabnya dengan sungguh-sungguh memperkuat ‘pagar pembatas’, dan harus konsisten perkataan dan perbuatannya.

Pertemuan Menlu Tiongkok-AS yang diadakan setelah Pertemuan Menlu G20 di Pulau Bali kali ini adalah interaksi tingkat tinggi Tiongkok-AS yang diadakan ke-5 kalinya dalam waktu satu bulan ini, juga merupakan aktivitas diplomatik penting untuk melaksanakan kesepahaman yang dicapai oleh pemimpin Tiongkok dan AS pada bulan November tahun lalu. Menurut laporan, pembicaraan Menlu Tiongkok dan Menlu AS berlangsung selama lima jam. Mereka mengadakan komunikasi yang komprehensif, mendalam dan terus terang mengenai hubungan Tiongkok-AS, serta masalah-masalah internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama. Di antaranya, Tiongkok dengan jelas mengemukakan bahwa Tiga Komunike Bersama Tiongkok-AS barulah ‘pagar pembatas’ yang dapat diandalkan kedua negara dan hal ini menjadi sorotan perhatian dunia luar.

Mengapa AS berulang kali menyebut ingin memasang ‘pagar pembatas’? Hal ini menunjukkan bahwa di satu sisi, AS menyadari penting dan urgennya mengontrol perselisihan antara Tiongkok-AS, dan ingin memelihara kestabilan batas hubungan Tiongkok-AS. Di sisi lain, AS tidak mau menghadapi dan mengintrospeksi penyebab dasar kendala hubungan Tiongkok-AS, serta ingin menimpakan kesalahan kepada Tiongkok.

Di manakah inti kendala hubungan Tiongkok-AS? Bagaimana agar dapat kembali ke jalur yang tepat? Dalam pertemuan kali ini, Anggota Dewan Negara selaku Menlu Tiongkok Wang Yi menguraikan serangkaian perhatian dan pendapat yang bermanfaat sebagai solusi.

Jika meninjau kembali sejarah, maka tidak sulit ditemukan bahwa hubungan Tiongkok-AS menghadapi tantangan serius yang jarang terjadi sejak hubungan diplomati dijalin, penyebab utamanya adalah tidak ditaatinya prinsip dan semangat yang ditetapkan dalam Tiga Komunike Bersama Tiongkok-AS secara sungguh-sungguh. Misalnya, Komunike Shanghai yang diumumkan 50 tahun lalu menegaskan bahwa bagaimana pun sistem sosial, berbagai negara harus menaati prinsip kedaulatan dan keutuhan wilayah berbagai negara, tidak mengagresi negara lain, tidak mengintervensi urusan intern negara lain, sama dejarat dan saling menguntungkan, serta hidup berdampingan secara damai. Ternyata bahwa sejak hubungan diplomatik dijalin, Tiongkok dan AS telah memasang ‘pagar pembatas’ bagi hubungan bilateral.

Baru-baru ini, dari Menlu AS Antony Blinken yang dalam pidatonya mengatakan ingin “membentuk lingkungan strategis di sekitar Tiongkok”, hingga AS yang menghasut NATO memperluas tentakel strategisnya ke Asia-Pasifik, sampai AS yang terus melakukan provokasi dalam masalah Taiwan dan Xinjiang, Washington sedang semakin meningkatkan tekanannya terhadap Tiongkok. Hal-hal tersebut berkaitan dengan unsur mendalam bahwa AS menyimpang dari tujuan awalnya menjalin hubungan dengan Tiongkok, dan juga berkaitan dengan ‘kebenaran politik’  yang mengunjuk kekuatan kepada Tiongkok yang dianjurkan politikus AS untuk memperebutkan suara pemilihan, sehingga muncul masalah kognisi AS terhadap Tiongkok, dan kebijakan AS terhadap Tiongkok menyimpang dari jalur yang tepat.

Pihak Tiongkok mengajukan empat daftar kepada AS, masing-masing adalah daftar untuk meminta AS membetulkan kebijakan, perkataan dan perbuatannya yang salah terhadap Tiongkok, daftar kasus-kasus utama yang menjadi perhatian Tiongkok, daftar UU terkait Tiongkok yang menjadi perhatian Tiongkok, dan daftar kerja sama Tiongkok-AS di delapan bidang. Daripada dua daftar yang diajukan Tiongkok saat Wakil Menlu AS Wendy Sherman mengunjungi Tianjin satu tahun lalu, daftar kali ini lebih terinci, tidak hanya ada isi yang ingin dibetulkan oleh AS, juga ada isi kerja sama, maka telah menciptakan jalan yang realistis untuk memperbaiki hubungan Tiongkok-AS.

Jika ingin mengembangkan hubungan baik dengan Tiongkok, perkataan dan perbuatan AS harus selaras. Sejarah telah membuktikan, hanya dengan mempertahankan patokan dasar hubungan internasionallah, ‘pagar pembatas’ hubungan Tiongkok-AS yang sungguh-sungguh baru dapat dibangun.